Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Gula Meningkat 15 Persen Selama Ramadan

Kebutuhan Gula Meningkat 15 Persen Selama Ramadan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Banjarmasin -

Kebutuhan gula di Kalimantan Selatan selama Ramadhan naik sekitar 15 persen dari sebelumnya 10.000 ton per bulan menjadi 11.500 ton per bulan.

Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalimantan Selatan Aftahudin di Banjarmasin, Senin, mengatakan, kenaikan penjualan gula tersebut terjadi, karena cukup banyak dinas instansi yang meminta gula untuk memasok kegiatan pasar murah dan bazar.

"Biasanya setiap Ramadhan dan puasa kebutuhan masyarakat terhadap gula naik signifikan," katanya.

Kenaikan tersebut, selain karena pola konsumsi masyarakat terhadap gula yang berubah, juga untuk memenuhi kebutuhan pasar murah dan bazar yang diselenggarakan instansi pemerintah.

Perubahan pola konsumsi tersebut, antara lain banyaknya pedagang yang menjual berbagai macam makanan khas Banjar di pasar wadai selama Ramadhan.

Sehingga, secara otomatis kebutuhan gula pasir juga meningkat, apalagi kue khas Banjar dikenal dengan kue yang sangat manis.

Selain itu, banyaknya masyarakat yang menyerbu setiap pasar murah maupun bazar yang diselenggarakan pemerintah maupun instansi terkait, yang rata-rata selalu membeli gula.

Menurut Aftahudin, gula yang dijual di pasar murah maupun di bazar, biasnaya lebih murah hingga Rp1.000 per kiligram, yaitu berkisar antara Rp10.500 sedangkan di pasaran harga gula mencapai Rp11.500.

Selisih Rp1.000 tersebut, biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan gula yang lebih banyak, untuk disimpan maupun lainnya.

"Kami selalu mencoba melayani pembelian di bazar, dengan perhitungan, anggaplah dalam satu bulan ini, kami tidak untung dalam berjualan," katanya.

Hingga kini, tambah dia, stok kebutuhan gula cukup banyak, bahkan bisa mencukup hingga awal tahun.

"Stok gula di gudang kami masih 6 ribu ton, dan jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.

Sebelumnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel, telah melakukan koordinasi untuk mengantisipasi gejolak harga selama Ramadhan dan ketersediaan stok barang.

Berdasarkan dari rapat tersebut, TPID telah mengambil beberapa langkah antara lain, mengoptimalkan peran Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang telah tersedia.

PIHPS ini merupakan aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas di antaranya cabai merah, minyak goreng, beras, gula, telur dan daging sapi.

Selain itu, memberikan sanksi tegas untuk pengusaha yang menimbun bahan pangan untuk mencari keuntungan pribadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: