Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Lebaran, Penjualan LPG Naik 20%

Jelang Lebaran, Penjualan LPG Naik 20% Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa periode Ramadan dan Idul Fitri 2018, realisasi penjualan LPG secara keseluruhan telah mencapai 27,8 ribu Metrik Ton (MT) per hari atau naik hampir 20% dibanding kondisi normal. 

Meskipun terdapat kenaikan penjualan, Pertamina tetap memastikan bahwa ketersediaan pasokan stok LPG 3 kg bersubsidi dan LPG nonsubsidi dalam kondisi aman.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, Perseroan telah menyiapkan stok LPG lebih dari 362 ribu MT di seluruh wilayah Indonesia dengan ketahanan stok 17 hari.

"Naiknya konsumsi LPG pada hari ini sesuai dengan estimasi Perseroan sebelumnya," jelas Adiatma dalam keterangan yang diterima, Selasa (12/6/2018).

Sebagai informasi, kesiapan Satgas Ramadan dan Idul Fitri dalam memasok LPG telah dimulai sejak H-30 dengan memperkirakan kenaikan konsumsi LPG menjadi rata-rata 24 ribu MT per hari, atau naik 4% dari kondisi normal yang hanya sebesar 23 ribu MT per hari. 

Melihat kenaikan konsumsi LPG ini, selain menambah pasokan, Perseroan bekerja sama dengan Pemda setempat kerap melaksanakan pasar murah pada beberapa daerah sebagai antisipasi kenaikan permintaan secara drastis. Juga memberikan rasa aman bagi masyarakat bahwa stok LPG selalu tersedia. Di antaranya, pasar murah pada beberapa lokasi di Kabupaten Jembrana–Bali dan Kabupaten Buleleng–Bali.

Pertamina juga melakukan monitoring harga dan stok bersama dengan institusi terkait. Seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Pertamina bersama Dinas Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan, Biro Perekonomian menemukan peningkatan harga LPG 3 kg di tingkat pengecer menjadi antara Rp22.000–Rp 30.000 per tabung. Sementara harga di tingkat pangkalan antara Rp15.000–Rp 17.000 per tabung.

"Indikasi peningkatan harga yaitu rush buying/pembelian dengan jumlah di atas normal oleh konsumen sehingga penyaluran menjadi tidak merata. Kami mengharapkan peran serta masyarakat untuk membeli LPG dalam jumlah yang wajar sesuai dengan kebutuhannya. Untuk ini, pangkalan LPG atau SPBU yang menjadi pangkalan berperan sebagai stabilisator harga," jelas Adiatma. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: