Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina: 90% Layanan BBM Kemasan Terserap di Jateng

Pertamina: 90% Layanan BBM Kemasan Terserap di Jateng Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina melalui satuan tugas Ramadan dan Idul Fitri menjelaskan, hingga Senin (11/6/2018), sebanyak 90% konsumsi layanan BBM kemasan terserap di wilayah Jawa Tengah yakni lebih dari 340 ribu liter.

Sementara secara nasional, konsumsi layanan BBM kemasan mencapai lebih dari 380 ribu liter. Jumlah tersebut akan terus bertambah, mengingat sampai hari ini arus pemudik masih terus terjadi.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, menyatakan, upaya Pertamina menyediakan kebutuhan BBM bagi pemudik dilakukan maksimal demi kelancaran dan kenyamanan selama di perjalanan.

"Selama Satgas mudik dari tanggal 8 hingga 11 Juni, penjualan layanan BBM baik di KiosK Pertamax, Motor Kemasan dan Mobile Dispenser di Sumatera dan Jawa lebih dari 380 ribu liter, di mana Pertamax kemasan masih menjadi favorit pemudik atau mencapai 93% dari total BBM kemasan yang terjual," jelas Adiatma.

Selama masa Satgas Ramadan dan Idul Fitri, Pertamina awalnya menyiagakan sarana dan fasilitas pendukung penjualan BBM dengan mendirikan 63 KiosK Pertamax, menyiapkan 200 motor pembawa BBM kemasan serta 19 unit mobile dispenser.

Namun, dengan melihat perkembangan di lapangan, Pertamina akhirnya menambah menjadi 71 KiosK Pertamax, 283 unit motor pembawa BBM kemasan dan 32 mobile dispenser.

Harga BBM di KiosK Pertamax, motor kemasan dan mobile dispenser sama dengan harga BBM di SPBU. Sementara di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga Pertamax Rp8.900/liter; Pertamina Dex di Jawa Barat Rp10.100/liter, sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur Rp10.150/liter.

"Penjualan BBM di KiosK Pertamax sifatnya sebagai pengisian sementara dan darurat untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya ke SPBU, karena itu pembeliannya diatur antara 10–20 liter per kendaraan untuk meminimalisir antrean," tambah Adiatma.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: