Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Korupsi e-KTP, Bikin Citra Ganjar Hancur

Kasus Korupsi e-KTP, Bikin Citra Ganjar Hancur Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia Development Monitoring (IDM) menyebut kasus korupsi KTP-elektronik (e-KTP) yang diduga menyeret keterlibatan Ganjar Pranowo turut mempengaruhi elektabilitasnya di Pilgub Jawa Tengah.

Selain itu, sejak menjadi orang nomor satu di Provinsi itu, banyak kepala daerah yang dicokok dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Jateng adalah salahsatu center dari budaya Jawa. Kasus korupsi sangat dihindari oleh tradisi kebudayaan Jawa," kata Direktur Eksekutif IDM Fahmi Hafel dalam keterangannya, Rabu (13/6/2018).

Dia memaparkan berdasarkan hasil survei lembaganya, sebanyak 54.9 persen responden mengatakan Ganjar Pranowo terlibat dalam kasus e-KTP. Sedangkan 41.8 persen responden mengatakan Ganjar tidak terlibat. Sedangkan sisanya 3.3% responden tidak menjawab.

"Hasil ini terjawab setelah responden diberi pertanyaan 'Menurut anda, apakah anda yakin kalau  Ganjar Pranowo benar-benar terlibat dalam kasus e-KTP?,'" pungkas Fahmi.

"Karena alasan responden, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan memanggil Ganjar Pranowo berkali-kali jika dia tidak terlibat dalam kasus korupsi e-KTP," lanjut dia.

Sementara ketika responden ditanya soal 'Kepala Daerah seperti apa yang anda inginkan dan anda terima  terkait dengan maraknya kepala daerah yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi?', Fahmi pun menjelaskan bahwa 89.2 persen masyarakat Jateng yang diwakili oleh responden menjawab menginginkan Kepala Daerah yang tidak terlibat dalam kasus korupsi.

"Bahwa secara umum masyarakat Jawa Tengah mengetahui korupsi sebagai sebuah kejahatan yang luar biasa, sama halnya dengan terorisme. Oleh karena itu secara mayoritas masyarakat Jawa Tengah menginginkan adanya pemerintahan yang bersih (bebas korupsi), karena dengan korupsi baik langsung maupun tidak langsung berimbas kepada masyarakat," paparnya.

Di samping itu, IDM juga melakukan survei dengan memberi pertanyaan secara spontan kepada responden, soal siapakah yang akan mereka pilih jika Pilgub digelar hari ini.

"Jawaban secara top of mind dari 2002 sebanyak 47.3 persen memilih pasangan Sudirman Said–Ida Fauziah, sedangkan sebanyak 40. 9 persen memilih pasangan Ganjar Pranowo -Taj Yasin dan sebanyak 11.8 persen tidak menjawab," bebernya.

Kemudian, lanjut Fahmi, dengan pertanyaan yang sama mengunakan kertas kuisioner dan alat bantu simulasi kartu suara, dalam survei ditemukan bahwa 54.6 persen memilih pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah  sedangkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dipilih sebanyak 42.8 persen dan sebanyak 2.6 persen belum menentukan pilihan.

"Tingginya elektabilitas pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah ada beberapa faktor, dimana 78.2 persen responden yang berlatarbelakang Kaum Nadliyin yang paling memerangi korupsi lebih banyak memilih Ida Fauziah sebagai wakil NU yang berpasangan dengan Sudirman Said yang juga tidak punya pontensi tersangkut kasus korupsi dibandingkan dengan Taj Yasin yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo yang berpotensi tersandung kasus korupsi e-KTP," sebut Fahmi.

Survei ini dilakukan pada 28 Mei-4 Juni 2018, dengan jumlah responden sebanyak 2002 warga Jawa Tengah yang tersebar secara proporsional di 35 Kota/Kabupaten sesuai sebaran Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada 2018 yang berjumlah 27.068.125 pemilih. 

"Metode penelitian survei menggunakan metodologi kuantitatif dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner. Penarikan sampel 

dengan metode multistage random sampling berdasarkan total populasi masyarakat yang memiliki Hak Pilih pada saat Pilgub 2018 dengan tingkat kepercayaan 98 persen dan Margin of Error kurang lebih 2,6 persen," demikian Fahmi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: