Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyorot Ketahanan Energi Selama Arus Mudik Lebaran

Menyorot Ketahanan Energi Selama Arus Mudik Lebaran Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Arus mudik dan arus balik dalam tradisi Lebaran setiap tahun memiliki cerita dan tantangan sendiri. Kemacetan menjadi momok yang menghantui bagi setiap pemudik, dan hal tersebut yang selalu ditagih penyelesaiannya melalui kinerja pemerintah bagi masyarakat.

Banyak faktor yang memicu kemacetan terjadi, mulai dari pemilihan waktu bergeraknya pemudik, jalur yang dipilih, mogok, kecelakaan lalu lintas, hingga antrean pengisian bahan bakar menjadi salah satu penyebab kemacetan. Kinerja sisi ketahanan energi menjadi salah satu yang disorot dalam penyediaan bahan bakar minyak (BBM).

Berdasarkan pantauan sepanjang jalur pantai utara dan selatan Jawa yang digunakan untuk mudik, sejak H-9 Lebaran sudah tersedia berbagai posko darurat BBM. Berbagai keperluan penunjang pengisian disediakan, seperti adanya SPBU darurat dengan truk Pertamina ataupun BBM kemasan yang ada di tempat peristirahatan pemudik.

Seiring meningkatnya konsumsi masyarakat akan kebutuhan energi, pasokan energi masih tetap aman hingga puncak perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah. Tak ada kendala berarti dalam mengakses BBM, Liquified Natural Gas (LPG), jaringan gas (jargas) rumah tangga, dan kelistrikan.

Keberhasilan ini tak lepas dari fokus pemerintah dalam sepekan ini guna menjamin ketahanan energi. Penyediaan dan penyaluran pasokan energi hingga titik akhir serah konsumen berjalan lancar. Antisipasi akan hambatan di lapangan dapat terselesaikan dengan baik.

Melalui tim posko ESDM, pemerintah terjun langsung memantau serta mengawasi titik-titik lonjakan permintaan kebutuhan energi. Hasil pantauan inilah nantinya dijadikan sebagai dasar pemetaan dalam mengatasi gangguan pasokan energi. BBM, misalnya, jaminan suplai premium pada 571 lembaga penyalur (reborn) di Jawa, Bali, dan Madura ditargetkan rampung seminggu sebelum Lebaran.

Hal itu berdampak terhadap teratasinya lonjakan kebutuhan BBM pada puncak arus mudik (H-3), hari akhir kerja perusahaan swasta.

Penyediaan 109 mobil tangki kantong, 32 mobil dispenser, 71 Kiosk Pertamax, tiga Kios kemasan AKR, dan 200 motoris kemasan juga memudahkan penanganan peningkatan kebutuhan BBM. Rata-rata ketahanan energi semua jenis BBM di atas 20 hari.

Pemerintah juga meningkatkan stok tabung LPG tiga kilogram antara 6-8% di masing-masing wilayah. Bahkan, sekitar 31 ribu pangkalan siaga yang buka 24 jam disiapkan dan ditempatkan di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dan Depot LPG. Hal ini demi meminimalisasi gangguan yang ada di penyalur maupun sub-penyalur.

Sementara itu, banyaknya warga Jakarta yang pulang ke kampung halaman dan liburnya aktivitas industri dan bisnis berdampak pada penurunan konsumsi listrik sekitar 2.500 Megawatt (MW) atau 50% daripada hari biasanya.

Meski begitu, PLN Dis Jaya tetap menyiagakan 1.616 personel selama 24 jam di 18 lokasi area kantor distribusi PLN di seluruh Jakarta guna mengamankan pasokan listrik.

Puncak perayaan Idul Fitri berjalan aman lantaran disokong dengan sistem keandalan listrik nasional yang mumpuni. Tercatat daya mampu sistem kelistrikan nasional pada hari tersebut sebesar 30.896,23 MW, sementara beban puncak hanya 26.459,58 MW. Cadangan operasi dari sistem kelistrikan nasional mencapai 4.373,52 MW.

Untuk mitigasi bencana kegeologian, terjadinya kembali erupsi Gunung Agung, Gunung Merapi, dan gempa bumi sebesar 5,4 Skala Richter pada Rabu (13/6/2018) di Kepulauan Mentawai tak menimbulkan korban serta dampak berarti bagi lingkungan sekitar.

Apalagi, imbauan pemerintah untuk tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya dijalankan masyarakat dengan saksama. Tak hanya itu, Tim tanggap darurat PVMBG Badan Geologi juga pada Sabtu (16/6/2018) terjun ke Sumenep, Jawa Timur untuk melakukan tahapan mitigasi bencana gempa bumi sebesar 4,8 SR.

Berkordinasi dengan BPBD setempat, tim tanggap darurat langsung memetakan potensi gempa susulan agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga sekitar.

Secara umum, kinerja tim posko sektor ESDM yang dikepalai oleh Badan Pengatur Hilir (BPH Migas) patut diapresiasi lantaran bisa mendistribusikan pasokan energi dengan lancar serta mampu memetakan segala gangguan yang terjadi di lapangan.

Tren Penurunan

PT Pertamina (Persero) melihat adanya tren penurunan jumlah pemudik pada hari H Lebaran 2018, yang tampak pada penyaluran BBM. Berdasarkan pantauan Satgas dari Pertamina di lapangan, penyaluran semua jenis BBM menunjukkan penurunan pada hari H Lebaran, hanya Pertamax yang tetap naik sebesar 2% dari rata-rata harian.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, mengatakan meskipun puncak arus mudik telah lewat, Satgas RAFI 2018 tetap bekerja menjaga suplai BBM, terutama kebutuhan masyarakat khususnya di kota-kota tujuan mudik serta kawasan wisata.

"Lokasi tersebut terus kami pantau, di mana stok dijaga dalam kondisi aman serta tetap menyiagakan SPBU Kantong, atau tangki berisi penuh BBM yang disiagakan tidak jauh dari SPBU guna memudahkan penyaluran BBM apabila terjadi kemacetan, khususnya di daerah wisata," ujar dia.

Menurut Adiatma, penurunan konsumsi juga terjadi pada LPG, di mana pada hari Lebaran konsumsi LPG rumah tangga sekitar 860 MT. Padahal pada H-1 masih tinggi atau naik 20% dari konsumsi normal, dengan konsumsi lebih dari 27 ribu MT.

"Kebutuhan LPG di masyarakat pada perayaan Idul Fitri menurun drastis. Meskipun demikian, Pertamina tetap siaga mengamankan suplai maupun stok LPG, menyiagakan 31 ribu pangkalan siaga di seluruh Indonesia," kata Adiatma.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: