Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

15 Persen Pekerjaan di Finlandia Bakal Raib Imbas Kecerdasan Buatan

15 Persen Pekerjaan di Finlandia Bakal Raib Imbas Kecerdasan Buatan Kredit Foto: Reuters/Ints Kalnins
Warta Ekonomi, Helsinki -

Lima belas persen dari pekerjaan saat ini di Finlandia kemungkinan akan hilang selama sepuluh tahun ke depan sebagai peningkatan dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), sebuah kelompok kerja Finlandia mengungkapkan pada hari Rabu (20/6/2018).

Kelompok kerja berbasis luas yang ditugaskan oleh Kementerian Pembangunan Ekonomi Finlandia menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat dampaknya.

Osmo Soininvaara, mantan anggota parlemen Partai Hijau yang memimpin satuan tugas, mengatakan kerugian lebih kecil daripada yang dialami pada 1960-an ketika pengenalan pertanian mekanis mematikan lebih banyak peluang tenaga kerja masyarakat pedesaan.

"Masalahnya adalah bahwa pada tahun 1960-an dan 1970-an orang ditawari pekerjaan industri sebagai gantinya dan sering melipat-tigakan gaji mereka. Sekarang peluang baru dapat menawarkan penghasilan yang lebih rendah bagi banyak orang," ungkap Soinivaara, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Kamis (21/6/2018).

Mika Lintila, Menteri Pembangunan Ekonomi Finlandia, berkomentar bahwa perubahan yang akan datang akan sebanding dengan kedatangan listrik di masyarakat dan industri.

Lintila juga mencatat bahwa negara kesejahteraan Nordic adalah solusi untuk perubahan yang disebabkan oleh industrialisasi. "Sekarang dampaknya lebih luas dan kita harus mengembangkan kesejahteraan masyarakat dengan cara yang mendukung kemampuan orang untuk beradaptasi," kata Lintila ketika menerima laporan kelompok kerja.

Kelompok kerja terdiri dari ahli sosial, bisnis dan pasar tenaga kerja dan mengajukan puluhan saran kebijakan.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence akan membagi tenaga kerja menjadi pemenang dan pecundang. Tidak seperti tahap awal dalam otomatisasi, kecerdasan buatan tidak akan mengancam hanya pekerjaan rutin dan fisik, tetapi juga pekerjaan tingkat ahli termasuk pengacara dan staf medis, kata laporan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: