Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara yang Makmur Lebih Berprestasi dalam Sepak Bola?

Negara yang Makmur Lebih Berprestasi dalam Sepak Bola? Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
Warta Ekonomi, Jakarta -

Apakah negara-negara yang lebih makmur berprestasi lebih baik dalam sepak bola? 

Berdasarkan keterangan dari Bank DBS yang diterima redaksi, Jumat (22/6/2018), group research Bank DBS mempertimbangkan PDB per kapita riil dari tim dengan peringkat top 50 menurut FIFA. Bank DBS menemukan bahwa kecuali dua negara (Senegal, peringkat 27, dan Kongo, peringkat 39), peringkat tinggi dalam sepak bola memang dikuasai negara berpendapatan menengah dan atas.

Akan tetapi, ketetapan yang empiris ini hanya berlaku pada top 50. Untuk negara-negara di peringkat 51-100, Bank DBS melihat tidak ada hubungan antara pendapatan dan prestasi sepak bola sama sekali.

Bagi kita di Asia, bahkan pada peringkat 1 hingga 100, tidak cukup untuk menemukan sebagian besar negara di benua ini. Memang, negara-negara di Asia Tenggara semua berada  di bawah peringkat 100, dan bahkan negara-negara Asia yang paling sukses, seperti Jepang dan Korea Selatan, berada di bawah peringkat 50.

Tiongkok, meskipun investasi besar-besaran dalam beberapa dekade terakhir, tetap terperosok pada urutan 75. Bandingkan dengan Islandia yang kecil (populasi: 330 ribu, peringkat: 20) dan Bosnia (3,5 juta, 40).

Tidak hanya negara-negara sepak bola Asia yang peringkatnya buruk, mereka secara umum menjadi lebih buruk selama dua dekade terakhir. Negara-negara dari Eropa Timur dan Asia Tengah telah membuat terobosan signifikan, meninggalkan negara-negara Asia yang jauh lebih makmur dan padat penduduk di belakang.

Jelas, sementara Asia bekerja keras untuk belajar, membangun, dan menabung, ada suatu kegembiraan yang hilang di dunia sepak bola.

Sementara itu, dua negara teratas pilihan group research Bank DBS untuk Piala Dunia adalah Jerman dan Brasil. Peringkat teratas dalam sepak bola merupakan wilayah milik negara berpendapatan menengah dan atas. Pada peringkat di bawah 50, maka hubungan antara pendapatan negara dan kinerja sepak bola tak lagi berkaitan.

Banyak yang akan berjaga sampai larut malam di Asia selama satu bulan ke depan, karena para penggemar sepak bola mengorbankan tidur mereka untuk menonton turnamen Piala Dunia Sepak Bola di Rusia. Asia memang tidak memiliki catatan cemerlang dalam ajang berkelas ini, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat para penggemar.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: