Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Kembali Terhempas, BI: Enggak Usah Kaget

Rupiah Kembali Terhempas, BI: Enggak Usah Kaget Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali terhempas ke level Rp14 ribu setelah libur dan cuti bersama Lebaran berakhir. Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah pada hari ini, Jumat (22/6/2018) dibuka pada level Rp14.102 per dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi sebelum libur dan cuti bersama lebaran pada 8 Juni 2018 yang sebesar Rp13.902 per dolar AS.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengakui, memang selama libur panjang Lebaran kemarin terjadi peningkatan tekanan pada hampir semua mata uang dunia, termasuk Indonesia.

"Kalau kita lihat, perkembangan nilai tukar kemarin itu memang karena suatu penyesuaian karena libur yang cukup panjang. Selama libur memang terjadi kenaikan tekanan di global. Hampir semua mata uang itu mengalami pelemahan, jadi tidak usah kaget kemarin terjadi pelemahan," kata Perry di sela acara halal bihalal BI di Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Dalam menghadapi itu, Ia menegaskan, pihaknya terus berkomitmen dalam melakukan langkah-langkah stabilisasi dan selalu berada di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Dia yakin pelemahan nilai tukar rupiah secara year to date masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

"Kami perkirakan ke depan dengan kebijakan pre-emptive berupa kenaikan suku bunga dan relaksasi kebijakan makro prudential untuk sektor perumahan, stabilitas akan terjaga, dan pertumbuhan akan naik dan itu akan mmberikan confidence bagi investor dalam dan luar negeri," tegas Perry.

Menurutnya, langkah-langkah kebijakan tersebut juga akan membuat aset di pasar keuangan Indonesia menjadi lebih menarik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.

"Sehingga kami perkirakan bahwa aliran modal asing masuk, SBN kembali masuk dan menambah supply valas dan menjadi faktor positif untuk stabilitas nilai tukar ke depan," tukas Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: