Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bekraf Masih Incar Pasar Amerika untuk Produk Fesyen

Bekraf Masih Incar Pasar Amerika untuk Produk Fesyen Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bekraf mendukung penuh pameran streetwear yang akan digelar di Long Beach, California, Amerika Serikat pada 28–30 Juni 2018 yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk fesyen Indonesia. 

Hal tersebut sejalan dengan Bekraf mengingat negara tujuan ekspor terbesar produk fesyen Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai US$4,72 miliar dengan komoditas terbesar berasal dari industri pakaian jadi dari tekstil. Sementara di posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah Jepang dengan nilai ekspor US$943,6 juta dan Jerman dengan nilai ekspor US$701 juta. 

Menurut data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, subsektor fesyen merupakan salah satu subsektor ekraf (ekonomi kreatif) dengan nilai pendapatan terbesar (tahun 2016) yaitu senilai Rp166 triliun atau berkontribusi sebesar 18,01% terhadap PDB ekraf.

Secara umum, nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada 2015 mencapai US$10,90 miliar, meningkat 1,84% dibandingkan ekspor di tahun 2014 dan memberikan kontribusi sebesar 54,54% terhadap total nilai ekspor sektor ekraf. Nilai tersebut menjadikan subsektor fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting bagi ekonomi kreatif. 

Salah satu kurator dalam Agenda Show 2018 Bekraf, Khairiyyah Sari, dalam konferensi pers yang digelar Bekraf di Jakarta, Jumat (22/6/2018), menjelaskan, tren streetwear berangkat dari tren fesyen dunia yang dimulai tahun 90-an. Produk streetwear yang berasal dari gaya hidup hip hop dan skate muncul dan menjadi incaran kaum muda. Saat itu, streetwear merupakan sarana untuk menunjukkan identitas diri dan merefleksikan status sosial serta menampilkan kebanggaan dan integritas sebagai seorang individu dengan mengekspresikan diri melalui pakaian.

Di Indonesia, tren ini mulai terlihat di tahun 90-an saat era distro berjaya. Label-label produksi dalam negeri yang menjual kaos, jaket, hoodies, yang belum berani menjual labelnya sendiri, menitipkannya di distro-distro. Indonesia kembali semarak dipenuhi dengan label streetwear yang inovatif serta dipenuhinya acara-acara yang berhubungan dengan gaya hidup itu. Pemakainya yaitu generasi Z yang menjadi konsumen utama produk streetwear

"Mereka menilai bahwa streetwear merupakan gaya pakaian yang nyaman digunakan dan memiliki karakter. Streetwear saat ini bukan hanya sekadar dipakai, namun juga menjadi sebuah kebanggaan bagi para pemakainya," tambahnya. 

Baca Juga: Kasus DBD di Bali Melonjak di Awal Tahun, Tembus 1.566 Kasus!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: