Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ogah Ada Politik Dinasti dan Butuh Pemimpin Bersih, Milton-Boyman Diprediksi Menang

Ogah Ada Politik Dinasti dan Butuh Pemimpin Bersih, Milton-Boyman Diprediksi Menang Kredit Foto: Antara/Ant
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil survey Lembaga Survei Masyarakat Borneo (LSMB) menunjukkan pasangan calon Gubernur Kalimantan Barat, Milton Crosby-Boyman diprediksi bakal melenggang menjadi pasangan dengan raihan suara tertinggi melewati dua pasangan lainnya.

Pasalnya, dari beberapa hasil penelitian lembaga survei, dua paslon itu selalu unggul.

"Mereka berada diurutan pertama. Disusul dengan paslon Karolin dan Gidot, yang menempati urutan ke dua. Dan terakhir ditempati paslon nomor urut buncit, yakni Sutarmiji dan Norsan," ujar Direktur Eksekutive LSMB, Christianus Alvin, Sabtu (23/6/2018).

Lanjut Alvin, survei ini dilakukan guna mendapatkan gambaran hasil pilihan masyarakat, apabila pilgub Kalbar dilaksanakan saat ini.

"Untuk memperoleh jumlah responden yang proposional dengan jumlah DPT sebanyak 3.448.653 pemilih, maka kami menggunakan margin eror sebesar 2,25 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dengan jumlah responden yang dibutuhkan sebanyak 1.896 pemilih," tandasnya.

Teknik penyebaran responden kata dia, dilakukan dengan cara Multistage Random Sampling. Dengan jangka waktu 10 hari, hal itu mengingat medan yang cukup sulit, dan cakupan wilayah yang luas. Margin Eror : 2,25 persen. Tingkat Kepercayaan: 95 persen dengan waktu pengumpulan data yakni pada 12-21 Juni 2018.

Hasilnya, pasangan nomor 1 Milton Crosby-Boyman Harun, memperoleh 52,20 persen suara responden. Pasangan nomor 2, Karolin Margaret-Suryadman Gidot, memperoleh 22,20 persen pasangan nomor 3, Sutarmidji-Ria Norsan hanya 17,40 perseb dan tidak mencoblos alias golput 8,20 persen.

"Untuk posisi tingkat keterpilihan paslon di Kalbar seringkali dipengaruhi oleh Suku dan Agama, hal itu membuat kondisi Kalbar sempat memanas. Namun hal ini segera direspon dengan cepat oleh pihak kepolisian dengan dilakukan komitmen Pilgub Damai, yang dilakukan oleh ketiga Paslon," tandasnya.

Kondisi Kalbar dengan sejarah benturan antar suku jauh sebelum tahun 2018 kata dia, menjadikan masyarakat Kalbar sadar atas pentingnya persatuan dan kesatuan, hal itu terjadi karena masyarakat merasakan langsung kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkan apabila konflik yang pernah terjadi, kembali terulang.

"Kondisi tersebut tergambarkan dari pernyataan para responden saat ditanya alasan mengapa memilih paslon nomor urut satu (Milton-Boyman). Masyarakat menilai, pasangan Milton dan Boyman merupakan perpaduan yang serasi, antara Dayak dan Melayu, juga Kristen dan Islam," ujarnya.

Tidak heran, jika paslon ini berhasil mengkikis elektabilitas dari kedua calon lainnya. Selain itu, model politik dinasti hari ini tidak lagi disukai masyarakat Kalbar.

"Masyarakat Kalbar tidak banyak yang memilih paslon Karolin dan Gidot. Hal itu juga dapat menjadi parameter tingkat demokrasi semakin tinggi di Kalimantan Barat. Bahkan etika dan moral calon pemimpin kerapkali dijadikan alasan mengapa paslon Karolin-Gidot banyak tidak disukai responden, hal tersebut terkait dengan video porno cagub yang sempat tersebar luas," urainya.

Sementara kondisi keterpilihan yang rendah juga dialami paslon nomor urut 3, Sutarmiji dan Norsan. Paslon ini dianggap tidak mewakili Kebhinekaan di Kalimantan Barat. Selain itu, dugaan keterlibatan Sutarmiji dalam kasus korupsi alkes juga menjadi alasan selanjutnya kenapa masyarakat tidak memilihnya.

 

Seperti diketahui, paslon nomor urut 2 dan 3 berasal dari 1 suku dan agama yang sama, antara cagub dan cawagubnya.

"Kerinduan masyarakat terhadap kebhinekaan di kalbar menjadikan Paslon Milton dan Boyman banyak dipilih oleh responden," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: