Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Penggeledahan Rumdin, Demiz: Jangan Paranoid

Isu Penggeledahan Rumdin, Demiz: Jangan Paranoid Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz), diterpa isu miring terkait penggeledahan rumah dinas (rumdin).

Menanggapi hal itu, Demiz menduga sudah beberapa bulan semasa menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat rumah dinasnya selalu diawasi oleh pihak tertentu. Bahkan, sudah dua kali dilakukan penggeledahan, yang pertama memang harus dilakukan karena menyangkut penggunaan fasilitas negara.

"Sudah lama rumah dinas saya diawasi bahkan pakai drone. Saya perhatikan hampir 8 bulan kayaknya saya maling apa. Penggeledahan pertama emang wajib dilakukan karena terkait penggunaan fasilitas negara. Nah, yang kedua buat apa,"  kata Demiz ketika dihubungi melalui telpon selulernya, Sabtu (23/6/2018).

Demiz pun mengapresiasi tindakan tersebut sebagai bentuk kehati-hatian aparat keamanan. Ia juga menilai tindakan penggeledahan rumah dinas tidak berpengaruh pada proses pilkada Jabar.

"Saya kira ini bentuk kehati-hatian tapi jangan jadi paranoid, biasa saja. Tidak begitu berpengaruh dan tidak akan memenangkan apapun," katanya.

Demiz menegaskan kekuasaan bukan tujuannya, melainkan sarana untuk meluaskan lahan amal kepada Allah. Ia menegaskan pencalonan dirinya hanya ingin bekerja melayani masyarakat 

Aktor kawakan pemernar Jenderal Naga Bonar ini menegaskan bahwa pihaknya saat ini tinggal mengawal kemenangan Pilgub Jabar. Pasalnya, sejauh ini sudah banyak fitnah.

Selain itu, berdasarkan hasil dari beberapa lembaga survei menunjukan beberapa kali pasangan Deddy-Dedi unggul dibandingkan dengan paslon lainnya. 

"Sebetulnya, kita sudah menang. Kenapa demikian? Karena sudah banyak fitnah yang kita terima. Artinya, pihak lain tidak yakin akan menang. Sekarang, tinggal mengawal kemenangan," ucapnya. 

Ke depan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan paslon nomor urut 4 ini, yakni mengawasi setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) agar tidak terjadi penyelundupan suara akibat ditemukannya ribuan KTP elektronik palsu di Kabupaten Bogor seperti beberapa waktu lalu. 

Kedua, mengawasi penghitungan suara dari tingkat TPS Kecamatan sampai ke KPU, kemudian mengawasi penghitungan manual secara bertahap.

Ketiga, mencegah kembali tejadinya money politic yang dilakukan secara terstruktur dan masif. Demiz, juga mengajak semua elemen masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya.

"Harus dijaga proses pilkada ini supaya tidak merusak nilai demokrasi di masyarakat," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: