Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyorot Kesenjangan Kritis dalam Transformasi Digital Perusahaan

Menyorot Kesenjangan Kritis dalam Transformasi Digital Perusahaan Kredit Foto: F5
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melibatkan 3.500 profesional IT di semua industri di seluruh dunia, OutSystems melakukan survei untuk menyoroti kesenjangan kritis dalam transformasi digital perusahaan. Hasil survei tersebut mengidentifikasi tren-tren utama dalam development aplikasi, kematangan agile/DevOps, dan adopsi low-code.

CMO di OutSystems, Steve Rotter, menuturkan, studi tahun 2018 memperjelas bahwa departemen IT berada pada titik krisis ketika berhadapan dengan transformasi digital dan development aplikasi.

“Tingkat kegagalan proyek transformasi digital yang tinggi, peningkatan backlog proyek, dan sedikitnya jumlah developer adalah masalah-masalah kritis," tutur Steve dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (25/6/2018).

Berikut ini enam temuan utama yang memengaruhi setiap profesional IT.

1. Permintaan untuk development aplikasi paling tinggi dibanding sebelumnya. Jumlah aplikasi yang dijadwalkan untuk delivery pada 2018 lebih tinggi dari sebelumnya, dengan 42% profesional IT mengatakan mereka merencanakan delivery 10 atau lebih aplikasi, dan 21% merencanakan delivery 25 atau lebih aplikasi di 2018.

2. Waktu development yang berlebihan. Sebanyak 47% responden mengatakan waktu rata-rata delivery aplikasi web atau mobile adalah lima bulan atau lebih.

3. Backlog tetap tinggi. Sebanyak 65% profesional IT mengatakan mereka memiliki backlog development aplikasi dan hanya 32% yang mengatakan bahwa backlog development aplikasi mereka telah membaik dalam satu tahun terakhir.

4. Developer yang terampil sulit dicari. Sebanyak 80% responden menggambarkan developer aplikasi langka, dengan proses perekrutan lebih lama dan lebih mahal.

5. Praktik agile dan DevOps lambat untuk matang. Sebanyak 60% organisasi telah berinvestasi dalam alat dan layanan agile dalam satu tahun terakhir. Namun, rata-rata skor kematangan agile adalah 2,6 dari lima. Dari 40% organisasi yang mengatakan telah berinvestasi dalam alat dan layanan DevOps selama tahun lalu, kematangan DevOps mereka digambarkan antara "baru mulai" dan "fundamental."

6. Fokus pada pelanggan meningkat. Sebanyak 52% organisasi telah berinvestasi dalam praktik yang berpusat pada pelanggan dalam satu tahun terakhir, termasuk pemetaan perjalanan pelanggan, pemikiran desain, dan lean UX. Di antara aplikasi-aplikasi baru yang dijadwalkan untuk development pada tahun 2018, aplikasi yang akan digunakan secara langsung oleh pelanggan atau mitra bisnis diidentifikasi sebagai yang paling penting, mengalahkan aplikasi bisnis internal sebesar 14%.

Low-code Menjadi Semakin Umum

Temuan utama lain dalam studi ini adalah bahwa low-code tidak lagi hanya untuk inovator dan pengguna awal. Misalnya, 34% responden mengatakan organisasi mereka sudah menggunakan platform low-code. Dan 9% lebih lanjut mengatakan akan mulai menggunakannya.

Analisis dalam laporan mengidentifikasi bahwa di antara organisasi-organisasi yang menggunakan low-code menggambarkan

1. Sebanyak 21% lebih mungkin untuk menggambarkan organisasi mereka sebagai senang atau cukup senang dengan kecepatan development aplikasi.

2. Sebanyak 15% lebih mungkin untuk delivery aplikasi dalam 4 bulan atau kurang.

3. Sebanyak 15% lebih mungkin menilai tingkat kematangan agile mereka di level 3, 4, atau 5.

4. Sebanyak 10% lebih mungkin menilai tingkat kematangan DevOps mereka di level 3, 4, atau 5.

5. Hampir tiga kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki backlog development aplikasi.

6. Tiga kali lebih mungkin mendeskripsikan citizen development di organisasinya diatur dengan ketat

“Di dunia yang sedang berubah secara sangat cepat, sangat penting untuk mengidentifikasi dan menanggapi peluang inovasi digital lebih cepat daripada pesaing Anda. Untuk menjadi pemimpin pasar, Anda membutuhkan keberanian untuk melakukan eksperimen cepat,” jelas Rotter.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: