Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko: Indonesia Bisa Jadi Hub Produk Pertanian di Asia

Moeldoko: Indonesia Bisa Jadi Hub Produk Pertanian di Asia Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko, menyatakan, Indonesia memiliki potensi untuk kembali menjadi hub produk pertanian di Asia. Salah satunya lantaran Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai hub produk rempah-rempah serta buah tropis yang hanya dimiliki beberapa negara saja di ASEAN.

"Komoditas unggulan ini perlu dikenalkan kembali ke pasar luar. Kita harus bisa ambil market share di Asia, khususnya ASEAN," kata dia di Jakarta, Kamis (28/6/2018). 

Diakuinya, meski masih ada beberapa komoditas pertanian yang masih diimpor lantaran belum bisa sepenuhnya diproduksi dalam negeri, antara lain garam, bawang putih, jagung, dan padi, perlahan diyakini bisa diproduksi sepenuhnya secara lokal. Yang terpenting menurutnya, perlu kesadaran bersama semua stakeholder untuk mengurangi impor dari waktu ke waktu.

"Sangat berbahaya kalau negara tidak memiliki kedaulatan pangan. Kita juga perlur tansfer of technology dari negara-negara yang pertaniannya lebih maju," tambah dia.

Paling tidak, ada 5 persoalan yang harus diselesaikan agar Indonesia kembali berdaulat atas produk pertanian. Yang pertama perluasan dan revitalisasi lahan pertanian, penguatan modal, penerapan teknologi lebih maju, perbaikan manajemen atau pengelolaan pertanian mengingat belum semua petani memahami HPP, serta pemasaran.

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Passaribu, menambahkan, ada dua hal yang harus dibenahi demi meningkatkan kekuatan pangan di Indonesia: produktivitas dan pengelolaan pascapanen.

Produktivitas bisa diperbaiki dengan penggunaan benih unggul dan pupuk organik. Untuk itu, perlu riset mendalam yang seyogyanya tidak hanya diserahkan pada Kementerian Pertanian, melainkan juga LIPI dan BPT.

"Lalu, pengelolaan pascapanen ini kita losses atau ketidakefisienannya mulai dari panen sampai pengolahan masih tinggi. Mungkin kita perlu penanganan secara korporasi. Kita tahu lahan pertanian padi misalnya, masih petak-petak kecil ini bisa dikoperasikan (disatukan) agar traktor besar bisa masuk sehingga lebih efisien. Lalu kita bisa mengkorporasikan koperasi, kerja sama dengan perusahaan BUMN, misalnya," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: