Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Beberkan Waktu Pertemuan dengan Putin

Trump Beberkan Waktu Pertemuan dengan Putin Kredit Foto: Reuters//Jorge Silva
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu (27/6/2018) bahwa ia mungkin akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama perjalanannya yang dijadwalkan ke Eropa pada bulan Juli.

"Kami mungkin akan bertemu sekitar perjalanan saya ke Eropa," tutur Trump kepada wartawan di Gedung Putih selama pertemuannya dengan Presiden Portugis yang mengunjungi Marcelo Rebelo de Sousa, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Kamis (28/6/2018).

"Lokasinya bisa di Helsinki atau Wina," tambahnya.

Dia juga mengatakan pembicaraan dengan Putin akan fokus pada Suriah dan Ukraina. Kremlin mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa kedua presiden diharapkan bertemu di negara 'ketiga', dengan tanggal dan tempat yang akan diumumkan pada hari Kamis.

Ucapan itu muncul setelah pertemuan tertutup Putin dengan mengunjungi Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton di Moskow. Kunjungan Bolton mencerminkan "keinginan terus-menerus dari pemerintah Trump untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia," Dan Mahaffee, wakil presiden senior dan direktur kebijakan di Pusat Studi Kepresidenan dan Kongres, tuturnya.

Cendekiawan itu mengatakan Trump, yang diperjuangkan oleh "keberhasilan bernegosiasi", merasa bahwa dia dapat bergerak maju dalam pertemuan dengan Rusia. Namun, para ahli berharap pertemuan itu akan menghasilkan sedikit hasil, karena antagonisme Washington-Moskow cukup rumit.

Brookings Institution Senior Fellow Michael O'Hanlon mengatakan dia tidak melihat rencana atau agenda khusus untuk KTT mendatang antara kedua pemimpin. Trump akan menghadiri KTT NATO di Brussels pada 11-12 Juli dan kemudian mengunjungi Inggris.

Dia terakhir bertemu Putin di Vietnam di sela-sela pertemuan Asia-Pasifik pada bulan November. Pertemuan Trump-Putin yang diharapkan akan diadakan di tengah ketegangan hubungan bilateral karena dugaan Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016, di antara isu-isu rumit lainnya.

Agustus lalu, Trump menandatangani RUU yang memenangkan suara mayoritas di kedua majelis Kongres untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Setelah itu, Trump juga melepaskan serangkaian sanksi atas kegiatan yang diduga dilakukan oleh Rusia yang "mengancam" terhadap Amerika Serikat. Awal bulan ini, Putin menandatangani undang-undang yang memungkinkan dia menanggapi sanksi oleh Amerika Serikat dan "negara-negara tidak ramah" lainnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: