Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama dalam 7 Tahun Terakhir, Pengusaha Perhotelan Ekspansif

Pertama dalam 7 Tahun Terakhir, Pengusaha Perhotelan Ekspansif Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivitas bisnis hotel pada kuartal I-2018 mulai berbalik ke arah positif (ekspansif). Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia. Padahal sejak 2012 lalu, SBT sektor hotel selalu minus, yang artinya mengalami kontraksi.

Bank Indonesia melakukan survei terhadap 3.203 pelaku usaha skala menengah-besar di seluruh wilayah Indonesia dengan kriteria omzet minimal Rp2,5 miliar per tahun atau memiliki tenaga kerja minimal 20 orang. Hasilnya tercermin dalam SBT. Bila hasil SBT positif, artinya terjadi ekspansi. Sebaliknya, bila hasilnya negatif maka terjadi kontraksi. 

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai (occupancy) pada triwulan I juga meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kapasitas produksi terpakai tercatat sebesar 76,27%, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 75,05%. 

Senada, tingkat penggunaan tenaga kerja sektor hotel mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan. Hal ini tercermin pada kontraksi SBT jumlah tenaga kerja yang sebesar 0,02%, jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar -0,05%.

Pun dengan perkembangan harga jual, SBT-nya naik menjadi 0,06% dari tahun sebelumnya 0,01%. Investasi triwulan sektor hotel juga SBT-nya naik menjadi 1,88% dari tahun lalu 1,82%. 

Sementara itu, dari sisi keuangan mayoritas responden menilai kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha cukup baik dengan akses terhadap kredit perbankan yang lebih mudah. Hal ini tercermin dari saldo bersih kondisi likuiditas sebesar 34,67% dan saldo bersih kondisi rentabilitas sebesar 36,7%. Saldo bersih akses kredit perbankan tercatat sebesar 8,45%. 

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Budi Santoso Sukamdani, mencatat setidaknya ada 3 hal yang membuat bisnis hotel agak tertekan dan stagnan selama beberapa tahun terakhir. Pertama, laju pengembangan hotel tidak sebanding dengan laju wisatawan. Catatan PHRI hingga akhir 2017 lalu, ada sekitar 290 ribu kamar dari 2.300 hotel berbintang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara, jumlah kamar hotel nonbintang tercatat lebih dari 285 ribu unit dari sekitar 16 ribu hotel yang ada. Itu belum termasuk 1 juta kamar yang tidak terdata Badan Pusat Statistik (BPS).

Sementara, pertumbuhan wisatawan yang masuk ke dalam negeri tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2016 lalu, tercatat sekitar 11,7 juta wisatawan masuk ke Indonesia. Jumlah tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan Malaysia yang mencapai 26 juta orang, Thailand 30 juta orang, atau Singapura yang mencapai 16 juta.

Kedua, adanya pengurus hotel yang tidak mengembangkan bisnis hotel sebagaimana semestinya, misalnya dijadikan sebagai griya pijat.  

Terakhir, munculnya sharing economy mau tidak mau menggerus pangsa pasar hotel yang ada. Okupansi hotel menurun karena banyak rumah-rumah yang dijadikan hotel. Tahun 2017 boleh dibilang perkembangan perhotelan belum menggembirakan. Dibanding tahun lalu, turun sedikit sekitar 7%—8%.

Yang paling fenomenal adalah kemunculan AirBnB. Di Indonesia, lebih dari 43.700 unit rumah terdaftar di AirBnB, dengan rata-rata pertumbuhan 72% setiap tahunnya. Pertumbuhan ini mengalahkan jumlah pertambahan kamar hotel mewah yang hanya mencapai 61% setiap tahun. PHRI sendiri hanya akan menambah 45 ribu kamar hotel dalam beberapa tahun mendatang.

Meskipun demikian, Haryadi melihat tahun ini prospek bisnis hotel lebih baik lantaran massive-nya upaya pemerintah menggenjot kunjungan turis. Di antaranya melalui 100 Top Calender of Event (CoE) 2018 yang diharapkan menarik wisatawan mancanegara (wisman) di berbagai daerah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: