Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hingga Juni, Depresiasi Rupiah Capai 5,72%

Hingga Juni, Depresiasi Rupiah Capai 5,72% Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai perubahan stance kebijakan the Fed pada FOMC pertengahan Juni 2018 yang lebih agresif dan respons kebijakan bank sentral lain yang berubah, khususnya bank sentral Uni Eropa dan Tiongkok, menjadi pemicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, ketidakpastian pasar keuangan global yang kembali meningkat juga menjadi pemicu pelemahan hampir seluruh mata uang dunia, tidak terkecuali rupiah.

"Pada tanggal 28 Juni 2018, rupiah tercatat Rp14.390 per USD, melemah 3,44% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Mei 2018. Sementara dibandingkan dengan akhir Desember 2017, rupiah melemah 5,72% (ytd)," ujar Perry di Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Menurut Perry, depresiasi ini lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brazil, dan Turki.

"Ke depan, BI terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan," paparnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat berada dalam tren menguat sampai dengan pertengahan Juni 2018, bahkan sempat tercatat Rp13.853 per USD pada 6 Juni 2018 sebagai respons atas kebijakan pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve Bank Indonesia pada akhir Mei 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: