Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Siapkan KUR Pariwisata Bantu Penguatan Rupiah

Pemerintah Siapkan KUR Pariwisata Bantu Penguatan Rupiah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari belakangan ini semakin melemah. Data Jisdor Bank Indonesia (BI) menyebutkan rupiah berada pada posisi Rp14.404 per dolar AS pada Jumat (29/6/2018), lebih dibandingkan kemarin yang berada pada posisi Rp14.271 per dolar AS.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai ada tiga faktor yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah yang cukup tinggi. Dari global dampak perubahan kebijakan Fed yang akan menaikkan suku bunga hingga empat kali tahun ini dan ketegangan hubungan dagang antara AS dan China. Tekanan itu semakin terasa karena sejak bulan Januari neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit.

"Jadi dua faktor itu saja tekanannya sudah besar. Tapi, kenapa (pelemahan) kita lebih besar dibandingkan Thailand dan Malaysia? Karena kita punya kelemahan dari dalam juga, itu terjadi sejak Januari lalu. Neraca dagang kita sudah berganti menjadi defisit. Kita jarang sekali neraca dagangnya yang bila ekspor dikurangi impor hasilnya negatif," ujar Darmin dalam sambutannya pada acara Warta Ekonomi Top 100 Enterprises di Jakarta, Jumat (29/6/2018) malam.

Untuk diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 mencatat defisit sebesar US$1,52 miliar. Dengan demikian secara kumulatif dari Januari-Mei 2018, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit sebesar US$2,83 miliar.

Oleh karena itu, wajar bila BI menaikkan suku bunga acuannya hingga 50 basis poin. Namun, kata Darmin, hal itu tidak cukup. Pemerintah juga harus berperan mendorong peningkatan ekspor agar neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus.

"Tadi pagi kita rapat dengan Menteri Pariwisata, OJK, BI, Kemenkeu membicarakan apa saja yang bisa kita lakukan supaya sektor pariwisata bisa didorong naik karena yang paling cepat (dampaknya terhadap penguatan rupiah) itu. Didorong apakah hotelnya, restorannya, yang menyangkut kegiatan UMKM (sektor pariwisata) juga," jelas Darmin.

Makanya pemerintah kini tengah menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor pariwisata. Harapannya dengan KUR, sumbangan devisa dari sektor pariwisata dapat meningkat drastis sehingga rupiah akan lebih tahan terhadap goncangan.

"Jadi kita mulai bicara kredit bank secara umum mulai KUR. Kayaknya KUR lebih banyak ke sektor pertanian jadi sekarang harus diperluas ke tourism, bisa ke pengrajinnya dan sebagainya," paparnya.

Terakhir untuk mendorong ekspor, pemerintah tengah menyiapkan sistem Online Single Submission (OSS) atau Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik, dan insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance.

"Kita sedang siapkan satu reformasi besar-besaran yakni OSS. Perizinan teintegrasi digital ini membuat perizinan yang tadinya bulanan, tahunan bisa lebih cepat. Selain itu, pemerintah menyiapkan insentif pajak tax holiday, tax allowence. OSS dan insentif pajak juga sebenarnya untuk mendorong ekspor," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: