Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Targetkan 4.000 IKM Naik Kelas

Pemerintah Targetkan 4.000 IKM Naik Kelas Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak 4.000 industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri akan bergabung dalam program e-Smart IKM pada 2018. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang sebanyak 2.730 IKM.

"Kami terus memacu IKM kita agar mampu memasarkan produknya di marketplace melalui program e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data dengan menyajikan berupa profil, sentra, dan produk IKM," kata Dirjen IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).

Menurut Gati, pemanfaatan e-Smart IKM juga dapat memberikan jaminan terhadap produk, keamanan, dan standardisasi. Sejak diluncurkan e-Smart IKM pada Januari 2017, Kemenperin telah menggandeng sejumlah marketplace dalam negeri seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan Blanja.com.

Dalam mendukung implementasi program tersebut juga dilaksanakan workshop e-Smart IKM. Peserta yang mengikuti dibekali pelatihan selama dua hari mengenai pengetahuan untuk peningkatan daya saing dan produktivitas usahanya serta mendapatkan sosialisai terkait pemberian fasilitas dari Kemenperin.

"Beberapa materi yang mereka terima, misalnya informasi tentang kredit usaha rakyat (KUR), program restrukturisasi mesin dan peralatan, hak kekayaan intelektual, SNI wajib, kemasan produk, serta strategi penetapan harga," paparnya.

Peserta lokakarya e-Smart, lanjut Gati, juga diberikan pelatihan untuk cara foto produk, mengunggah foto dan cara berjualan di marketplace. Sementara IKM yang hasil produksinya tidak laku dipasarkan di marketplace, akan dilakukan pembinaan lanjutan agar produk mereka bisa bersaing dengan produk impor yang dipasarkan melalui e-commerce.

Hingga saat ini, nilai transaksi di e-Smart IKM tercatat lebih dari Rp601 juta dengan komoditas logam, fesyen, serta makanan dan minuman yang mendominasi nilai transaksi penjualan online tersebut.

"Komoditas logam menguasai 48,26% penjualan dengan nilai transakasi sebesar Rp290 juta, kemudian fesyen 30,72% atau Rp184 juta, serta makanan dan minuman 14,01% atau Rp84 juta," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: