Harga Minyak Jatuh Seiring Meroketnya Output Arab Saudi dan Rusia

Harga minyak jatuh pada Senin (2/7/2018) karena pasokan dari Arab Saudi dan Rusia meningkat, dan sebagai tanda perlambatan ekonomi di Asia melemahkan prospek permintaan.

Minyak mentah Brent berjangka LCOc1 berada di $78,29 per barel pada 0645 GMT, turun 94 sen, atau 1,2 persen, dari penutupan terakhir mereka.

US crude futures West Texas Intermediate CLc1 turun 67 sen, atau 0,9 persen, pada $73,48 per barel, setelah naik lebih dari 8 persen pekan lalu.

Harga di pasar minyak fisik juga melemah, dengan minyak mentah Dubai rata-rata $73,592 per barel untuk Juni, turun dari $74,413 per barel pada bulan Mei, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (2/7/2018).

Menambah tekanan pada minyak, Presiden AS Donald Trump menulis dalam sebuah tweet akhir pekan bahwa Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi telah setuju untuk memproduksi lebih banyak minyak. Gedung Putih kemudian kembali pada komentar Trump, mengatakan raja mengatakan negaranya dapat meningkatkan produksi minyak, jika diperlukan.

Output Arab Saudi naik hingga 700.000 barel per hari (bpd) dari Mei, menurut survei Reuters pada hari Jumat, dan mendekati rekor 10,72 juta bph dari November 2016.

Pengurangan lebih lanjut untuk gangguan pasokan di tempat lain adalah output Rusia, sesuai dengan pernyataan Kementerian Energi pada Senin (2/7/2018) berdiri di 11,06 juta bph pada bulan Juni, naik dari 10,97 juta bpd pada bulan Mei.

Produksi di Amerika Serikat C-OUT-T-EIA juga telah melonjak sebesar 30 persen dalam dua tahun terakhir, menjadi 10,9 juta bpd, yang berarti tiga produsen minyak terbesar dunia sekarang bergejolak hampir 11 juta bph, memenuhi sepertiga global permintaan minyak.