Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Naik, Inflasi Lebaran 2018 Lebih Terkendali

Meski Naik, Inflasi Lebaran 2018 Lebih Terkendali Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2018 tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 3,5%±1% (yoy). Inflasi IHK pada Juni 2018 mencapai 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,21% (mtm). Peningkatan tersebut dipengaruhi permintaan terkait Hari Raya Idul Fitri.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan, meskipun mengalami peningkatan, inflasi IHK pada Juni 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata IHK pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 0,81% (mtm).

"Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya," ujar Agusman di Jakarta, Senin (2/7/2018).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK telah mencapai 1,90% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,12% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,23% (yoy).

Inflasi inti tetap stabil sehingga mendukung terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi inti bulan lalu sebesar 0,21% (mtm), tetapi lebih rendah dari rata-rata inflasi inti pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 0,37% (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah komoditas sewa rumah dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,72% (yoy), lebih rendah dari bulan lalu sebesar 2,75% (yoy).

"Terkendalinya inflasi inti hingga Juni 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya," kata Agusman.

Sementara kelompok volatile food pada Juni 2018 kembali mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan dengan historis inflasi volatile food pada periode Idul Fitri. Inflasi volatile food tercatat sebesar 0,90% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi volatile food bulan lalu sebesar 0,19% (mtm).

Peningkatan inflasi tersebut sejalan dengan adanya perayaan Idul Fitri meskipun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi volatile food pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 1,50% (mtm).

"Inflasi terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, cabai rawit, ikan segar, sayur-sayuran, kelapa, bawang merah, daging sapi, ayam hidup, dan daging ayam kampung. Sementara komoditas telur ayam ras, cabai merah, beras dan bawang putih mencatat deflasi didukung stabilnya pasokan. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 4,60% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,33% (yoy)," jelasnya.

Inflasi kelompok administered prices meningkat, bersumber dari tarif subkelompok transport. Inflasi administered prices pada Juni 2018 mencapai 1,38% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm).

Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara dan angkutan antarkota seiring dengan mudik Lebaran. Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 2,88% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,61% (yoy).

"Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Untuk itu, koordinasi kebijakan antara pemerintah (pusat dan daerah) dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: