Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenangan Kotak Kosong Jadi Pembelajaran Pilkada

Kemenangan Kotak Kosong Jadi Pembelajaran Pilkada Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi II DPR Firman Subagyo, mengatakan fenomena kotak kosong yang muncul dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan bentuk pembelajaran yang penting untuk ke depannya.

"Masalah ini akan menjadi pembelajaran bagi parpol untuk berhati-hati," kata Firman dalam rilis di Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Menurut dia, adanya calon tunggal melawan kotak kosong adalah karena adanya kekosongan hukum yang tidak diatur dalam regulasi perundang-undangan.

Politikus Golkar itu menilai bahwa bila ada gerakan masyarakat yang mendukung kotak kosong dengan masif itu bisa disebabkan karena calon tunggal yang muncul sebenarnya bukanlah representasi pilihan rakyat.

"Calon tunggal seperti ini representasi dari pilihan parpol dan parpol itu bisa dikondisikan oleh calon yang kuat karena ada proses politik untuk rekomendasi dengan transaksional," katanya.

Ia menegaskan bahwa hal ini merupakan kondisi yang bahaya dan bertentangan dengan kehendak rakyat.

Firman juga mengingatkan kepada parpol agar tidak menganggap sepele kotak kosong karena bisa saja kotak kosong itulah yang bakal menang.

Pilkada dengan calon tunggal melawan kotak kosong antara lain terjadi di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Pilkada hanya diikuti psangan Ramlan Badawi dan Martinus Tiranda.

Berdasaekan real count KPU setempat ada 38,21 persen atau 29.516 suara sah yang memilih kotak kosong.

Persaingan dengan kotak kosong juga terjadi pada Pilkada Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, dengan calon tunggal pasangan Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar. Di sini kota kosong memperoleh 114.258 (17,14%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: