Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Budi Daya Hortikultura Dongkrak Pendapatan Petani

Kementan: Budi Daya Hortikultura Dongkrak Pendapatan Petani Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pengembangan agribisnis hortikultura terbukti menjadi pilihan jitu untuk mendongkrak pendapatan petani. Apabila digeluti serius dan berkesinambungan, hasil hortikultura seperti cabai, bawang merah, buah-buahan, aneka sayuran daun, tanaman obat, hingga jamur akan menghasilkan pendapatan yang berlipat-lipat.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, mengatakan, kemampuan subsektor hortikultura mendongkrak pendapatan petani telah dibuktikan oleh Labenne, anggota kelompok tani Bintang Baru di Kelurahan Taenno Bawah, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku. Labenne fokus membudidayakan cabai rawit merah di lahan tegalan.

Prihasto mengaku bangga dengan petani yang gigih menanam cabai. Pasalnya, ini membuktikan bahwa menanam cabai itu sangat menguntungkan.

"Dengan catatan, petani harus mau berkelompok dan mau menerapkan manajemen pola tanam supaya pasokan dan harga bisa dijaga stabil," kata dia dalam keterangan tulisnya, Minggu (1/7/2018).

Dari penanaman 6.000 batang cabai rawit varietas Dewata 43 mampu menghasilkan pendapatan bersih 120 juta/tahun. Itu dari luas lahan garapan yang hanya 0,3 hektare dengan modal 20-30 juta, hasil yang diraup minimal Rp120 juta/tahun.

"Dengan sistem mulsa, saya bisa panen sampai 20 kali setiap musim tanam dengan hasil rata-rata 1 kilogram per pohon. Dengan harga jual stabil Rp30 ribu per kilo di petani, jujur saya bisa dapat minimal Rp120 juta bersih setahun," ungkapnya.

Karena itu, Labenne menegaskan bahwa menanam cabai rawit saat ini menjadi pilihan primadona petani di sekitar Teluk Ambon, Maluku. Hal itu terbukti dari hasilnya yang jauh lebih tinggi dibanding menanam sayuran lainnya.

"Sebelumnya, kami hanya tanam kacang panjang, hasilnya tidak seberapa. Tapi, sejak Kementerian Pertanian gencar menggalakkan program tanam cabai, mulai 2015 hingga saat ini petani memilih tanam cabai," terangnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pertanian Maluku, Djasmin Badjak, menyebutkan Provinsi Maluku saat ini sudah mampu swasembada cabai, khususnya untuk jenis cabai rawit merah. Terbukti, puasa dan Lebaran tahun ini harganya stabil di kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kg.

"Harganya juga sangat bersahabat dengan petani sehingga mereka semakin semangat mengembangkan cabai rawit," ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Maluku, sambung Djasmin, kebutuhan cabai rawit di Kota Ambon per tahun sekitar 750 ton.

"Seluruhnya bisa dipenuhi petani lokal Maluku, terutama dari daerah Teluk Ambon, Pulau Buru, dan Seram," pungkasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: