Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Twitter Bekukan Lebih dari 70 Juta Akun, Kenapa?

Twitter Bekukan Lebih dari 70 Juta Akun, Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Thomas White
Warta Ekonomi, Jakarta -

Twitter  telah membekukan lebih dari 70 juta akun palsu pada Mei dan Juni dalam penindasan besar-besaran untuk membersihkan bots and trolls di platform, seperti diungkapkan dalam laporan Washington Post pada Jumat (6/7/2018).

Dalam slang internet, troll adalah orang yang menabur ketidakpuasan terhadap internet dengan memulai argemen atau membuat kesal orang lain, dengan mem-posting pesan yang membuat marah, yang ditambah-tambah atau yang keluar dari topik di masyarakat daring, seperti kelompok berita, forum, ruang chatting, atau blok, dengan tujuan menghasut pembaca agar bereaksi secara emosional.

Sementara bots yang juga dikenal sebagai robot jejaring adalah aplikasi perangkat lunak yang mengoperasikan tugas otomatis di internet. Secara khusus, bots melakukan tugas yang sederhana dan secara struktural berulang di tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang akan mungkin buat manusia saja.

Penindasan atas akun mencurigakan yang dilakukan di tengah peningkatan tekanan politik setelah Kongres mengecam Twitter karena kekurangan peraturan mengenai akun palsu yang dikendalikan dari luar negeri yang mungkin mempengaruhi politik dalam negeri AS.

Beberapa sumber di Twittter mengatakan kepada surat kabar itu bahwa angka pembekuan akun telah lebih dari dua kali lipat sejak Oktober saat lebih dari satu juta akun dibekukan dalam satu hari selama beberapa bulan belakangan.

Gelombang pembekuan akun oleh jaringan sosial terbesar di dunia tersebut adalah satu dari beberapa kegiatan baru-baru ini oleh Twitter untuk memelihara keamanan platformnya dan menghentikan sampah internet dan salah penggunaan akun palsu, demikian laporan yang diterima di Jakarta, Sabtu (7/7/2018) malam.

"Memusatkan perhatian pada peningkatan kesehatan percakapan di Twitter, berarti memungkinkan orang memiliki akses ke informasi yang dapat dipercaya, relevan dan berkualitas tinggi di Twitter", kata Wakil Presiden Trust and Safety Twitter, Del Harvey, di-posting blok resmi pada Juni.

Tindakan agresif Twitter terhadap akun yang tak diinginkan mungkin berdampak pada landasan penggunanya karena penurunan jumlah pengguna bulanan diperkirakan terjadi pada kuartal kedua yang berakhir pekan lalu, kata laporan Washington Post. (FNH/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: