Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stabilitas Politik Bakal Datangkan Investor

Stabilitas Politik Bakal Datangkan Investor Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Pontianak -

Ekonom Universitas Tanjungpura Pontianak, Eddy Suratman, mengatakan investor yang akan dan tengah menanamkan modalnya di Indonesia termasuk di Kalbar membutuhkan kestabilan politik.

"Menjelang pemilihan legislatif, lebih-lebih pemilihan Presiden tahun depan kita sering mendengar dan membaca isu di berbagai media yang mulai panas. Namun apabila situasi menjadi panas dan tak terkendali maka akan berbahaya terhadap keberlangsungan pembangunan ekonomi Indonesia," ujarnya di Pontianak, Sabtu.

Menurut Eddy, pemerintah dan para tokoh untuk bisa mengendalikan hal tersebut, karena investor yang menanamkan modalnya di Indonesia juga mempertimbangkan kondisi politik yang mendukung kegiatan perekonomian.

Saat ini saja sudah mulai panas, terutama di media-media sosial dengan saling serang, hoaks dan hal yang kontraproduktif. Kalau begini terus iklim investasi bisa terganggu. Investor sekarang lebih banyak menunggu. Mereka baru akan melakukan aksi di tahun depan, ketika sudah mendapat kepastian siapa yang menang Pemilu," kata dia.

Ia menambahkan selain stabilitas politik, hal lain yang perlu diperbaiki adalah kemudahan izin usaha.

"Usaha kita bersama untuk mempermudah izin harus terus dilakukan. Tenaga kerja akan terserap bila kegiatan usaha meningkat," katanya.

Oleh sebab itu sebut Eddy pentingnya upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mempermudah izin usaha terus dijalankan.

"Soal infrastruktur sebagai penyokong utama kehadiran investasi, pemerintah sekarang sedang menggenjot hal itu dengan pembangunan di mana-mana," jelas dia.

Dikatakan Eddy faktor eksternal belakangan ini juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan investasi di Indonesia, termasuk Kalbar.

"Harga dolar sudah tembus Rp14.000- an dan minyak dunia tembus 78 dolar As per barel. Tekanan terbesar berasal dari dolar, dimana semua negara kena imbasnya," jelas dia.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: