Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Klaim Program Kewirausahaan dan Digitalisasi Jadikan Petani Sejahtera

BUMN Klaim Program Kewirausahaan dan Digitalisasi Jadikan Petani Sejahtera Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian BUMN yang didukung sejumlah perusahaan negara berkomitmen untuk mengangkat kesejahteraan petani lewat program kewirausahaan pertanian dan digitalisasi pertanian. Program ini diimplementasikan di sembilan kabupaten di Jawa Barat, yaitu Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya. 

Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, menjelaskan, program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian ini dapat meningkatkan posisi para petani.

"Dari hanya sebagai penggarap lahan yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi menjadi pemilik bersama atas entitas bisnis dengan model bisnis yang memberikan keuntungan maksimal bagi para petani," tutur Wahyu Kuncoro di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (9/7/2018).

Program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian ini didukung oleh sinergi sejumlah BUMN, di antaranya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero), Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Perum Bulog, RNI, Askrindo, Jasindo, Pertani, Sang Hyang Seri, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Mitra BUMDes Bersama (MBB).

"Sejauh ini, tahap-tahap awal yang menjadi kunci program kewirausahaan pertanian telah diwujudkan dalam bentuk piloting berupa entitas-entitas bisnis PT Mitra BUMDES Bersama (MBB) berbasis kerja sama komunitas di sebelas kecamatan dalam sembilan kabupaten," ujar Wahyu.

Sebagaimana diketahui, awal Juni 2018 lalu program ini telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tercatat, lebih dari 7 ribu petani di Sliyeg telah dilibatkan dalam program ini. 

Untuk memungkinkan penyerapan beras petani dengan harga yang baik, MBB Sliyeg telah membangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) Sliyeg di desa Majasari lengkap dengan mesin pengering berkapasitas 30 ton per siklus, mesin penggiling berkapasitas 3 ton gabah per jam, dan mesin pengemasan berkapasitas 4 ton beras per jam.

Salah satu arahan Presiden kala meresmikan program tersebut adalah kewirausahaan pertanian harus memiliki skala yang besar untuk memastikan efektivitas dan nilai tambah bagi petani. Dengan begitu, petani dapat merasakan manfaat nyata dari program tersebut. Apabila berhasil, program ini akan diangkat menjadi program nasional.

Proses edukasi dan sosialisasi sistem digital pertanian akan terus dilakukan dengan baik hingga September 2018 mendatang. Kemudian, pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani menjual gabah menjadi petani menjual beras sudah bisa terjadi pada panen raya di Sliyeg. Dengan begitu, akhirnya pada 2019, perluasan program kewirausahaan pertanian dan digitalisasi sistem pertanian sudah bisa diimplementasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: