Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SMI Catatkan Green Bonds Pertama Senilai Rp500 M

SMI Catatkan Green Bonds Pertama Senilai Rp500 M Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai langkah konkret dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI yang merupakan BUMN di bawah Kementerian Keuangan dan berperan sebagai katalis dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi emiten pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau Green Bond

Penerbitan Green Bond PT SMI ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond senilai Rp3 triliun dengan nilai emisi sebesar Rp500 miliar pada tahap I tahun 2018 ini.

Perseroan memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan melalui penyediaan fasilitas pembiayaan kepada beragam proyek infrastruktur berwawasan lingkungan di Indonesia. Komitmen PT SMI ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan komitmen Paris Agreement yang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan ekosistem serta kualitas lingkungan.

"Kami di PT SMI berkomitmen kuat dalam mendukung pencapaian SDG dan menaruh perhatian khusus terhadap perubahan iklim. Salah satu tindakan konkret kami adalah dengan menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau Green Bond. Terkait dengan hal ini, Center for International Climate Research-Oslo (Cicero) yang merupakan ahli lingkungan terkemuka di dunia telah memberikan opini 'Medium Green' kepada kami," kata Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Melalui Green Bond, PT SMI beserta investor dan para pemangku kepentingan lainnya mendukung terwujudnya keberlangsungan pembangunan di muka bumi dan PT SMI akan mengalokasikan hasil penerbitan Green Bond untuk membiayai beragam sektor seperti sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan air bersih.

Dalam menjalankan mandat sebagai katalis yang mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia, PT SMI juga memiliki upaya lainnya dalam mendukung SDG melalui program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan membentuk divisi khusus yang secara aktif akan meningkatkan kapasitas untuk lebih berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.

"Kami juga menjalankan secara komprehensif standar Environment & Social Management Framework yang mengatur terkait kepatuhan terhadap kepedulian atas dampak sosial dan lingkungan sebagai dampak dari proyek infrastruktur yang dibiayai," ungkap Emma.

PT SMI juga berhasil memperoleh akreditasi GCF (Green Climate Fund) yang memungkinkan kami untuk menyalurkan dana global kepada beragam proyek infrastruktur yang berwawasan lingkungan. Akreditasi ini mencatatkan PT SMI sebagai institusi domestik yang pertama selaku korporasi atau lembaga nonmultilateral yang berhasil memperoleh akreditasi di Asia Tenggara. 

Dalam penerbitan Green Bond ini, meskipun periode book building sangat singkat dan terpotong libur panjang Lebaran, permintaan masuk terhadap Green Bond PT SMI masih sangat baik dan memenuhi target yang diharapkan, sebesar Rp1 triliun. Namun, investor mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi karena kenaikan suku bunga.

Terkait dengan kenaikan suku bunga The Fed dan ekspektasi kenaikan BI Rate, beberapa investor menarik minatnya setelah penentuan kupon obligasi dan memilih menunggu kepastian kenaikan suku bunga. Namun demikian, selama masa penawaran best effort, terdapat tambahan permintaan Green Bond sebesar Rp145 miliar sehingga total emisi tahap I menjadi Rp500 miliar.

"Pada emisi pertama ini, karena merupakan program PUB, kami tidak memprioritaskan size di tengah kondisi kenaikan tingkat suku bunga. Kami senantiasa berkomitmen untuk memberikan bunga pembiayaan yang kompetitif terhadap proyek infrastruktur berwawasan lingkungan. Namun demikian, Green Bond kami tetap memberikan risk premium di atas obligasi pemerintah," jelasnya. 

Emisi pertama ini lebih untuk mengaktifkan fasilitas PUB, sedangkan untuk emisi-emisi selanjutnya kami dapat melakukan setiap saat pada kondisi yang lebih kondusif melalui fasilitas PUB sebesar Rp3 triliun tersebut.

Berbeda dengan industri syariah yang telah terbentuk ekosistem dan target pasarnya, Green Bond membutuhkan waktu untuk pengembangan ke depan. Hal ini terlihat dari investor Sukuk yang tetap melanjutkan minatnya pada saat bersamaan meskipun imbal hasilnya sama dengan Green Bond.

"Kami berharap emisi Green Bond PT SMI dapat menjadi langkah awal bagi perkembangan industri keuangan berwawasan lingkungan, mengingat hal ini membutuhkan komitmen dan dukungan para pemangku kepentingan, seperti regulator dan investor. Kami berharap emisi Green Bond ke depan dapat bersaing dan kompetitif dibandingkan obligasi konvensional karena Green Bond memiliki nilai tambah dibanding obligasi konvensional," papar Emma.

Grup Bank Dunia yang merupakan salah satu pionir Green Bond dunia dengan total nilai penerbitan lebih dari US$11 miliar bersama dengan Cicero telah memberikan dukungan teknis kepada PT SMI dalam menyusun kerangka kerja green bond yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar internasional terkait green bond (Green Bond Principles) dan ASEAN Green Bonds Standards. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan kedua standar tersebut. Kerja sama ini berjalan di bawah program bantuan teknis terkait pasar modal dan pembiayaan infrastruktur yang lebih luas yang didukung oleh State Secretariat for Economic Affairs (Seco), Swiss dan Global Affairs Canada (GAC), Kanada.

"Dengan obligasi ini, PT SMI telah menunjukkan komitmen dan kapasitas inovasi di bidang keuangan dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan di Indonesia. PT SMI memiliki posisi yang unik dalam menginspirasi badan-badan usaha lain untuk berkontribusi terhadap ketahanan negara dalam menghadapi perubahan iklim," terang Program Leader Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Yongmei Zhou, dalam kesempatan yang sama. 

Opini "Medium Green" dari Cicero didasarkan kepada penilaian terhadap kerangka kerja dalam konteks kriteria pemilihan dan evaluasi proyek, kebijakan tata kelola, dan prosedur pelaporan dana hasil penerbitan green bond. Predikat yang sama juga telah diberikan Cicero terhadap penerbitan sovereign green sukuk pertama di dunia yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, PT SMI juga akan menerbitkan laporan dampak lingkungan atas penggunaan dana hasil penerbitan green bond secara berkala setiap tahunnya dan akan diaudit oleh ahli lingkungan independen.

Selain Green Bond, PT SMI juga melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sukuk senilai Rp3 triliun, dengan nilai penerbitan sebesar Rp1 triliun pada tahap I tahun 2018 ini. PT SMI telah memberikan pembiayaan berbasis syariah sejak 2017. Hal ini juga menjadi salah satu komitmen PT SMI untuk mendorong masuknya pelaku pasar syariah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: