Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Bakal Hapus Bahasa Arab Sebagai Bahasa Nasional

Israel Bakal Hapus Bahasa Arab Sebagai Bahasa Nasional Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Yerusalem -

RUU kontroversial yang berusaha berhenti menggunakan bahasa Arab dalam setiap publikasi resmi di Israel akan dibawa untuk persetujuan akhir pekan depan, media lokal Israel melaporkan pada hari Senin (9/7/2018).

RUU baru, yang didorong oleh anggota parlemen nasionalis Yahudi, berusaha untuk menghapus bahasa Arab dari statusnya sebagai bahasa resmi dan jangkar Israel sebagai negara Yahudi dalam hukum.

Dengan Arab menyusun sekitar 20 persen dari populasinya, Israel saat ini memiliki dua bahasa resmi: Ibrani dan Arab.

Versi sebelumnya dari RUU, disetujui oleh pemerintah pada bulan Mei, menyatakan bahwa bahasa Arab akan menerima status khusus dan akan dapat diakses di semua lembaga publik.

Menurut situs berita Israel Ynet, versi baru itu menjatuhkan pernyataan untuk membuat bahasa Arab dapat diakses dan sebagai gantinya mengatakan statusnya akan diatur dalam undang-undang yang terpisah.

RUU yang diamendemen juga memungkinkan pembentukan komunitas Yahudi di Israel, di mana orang Arab tidak diizinkan untuk menyewa atau membeli rumah, Ynet melaporkan, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Selasa (10/7/2018).

RUU itu dijadwalkan akan dipresentasikan di Knesset (parlemen) minggu depan. Ini harus melewati dua putaran suara dengan mayoritas 61 anggota parlemen dari 120 kursi.

Menteri Pariwisata Yariv Levin membantah bahwa RUU itu bertujuan untuk membatalkan status resmi bahasa Arab, dengan mengatakan itu akan menjadi "bahasa resmi kedua Israel."

Namun, dia mengatakan undang-undang baru tidak akan mengharuskan Kementerian pemerintah dan publik untuk memasukkan bahasa Arab dalam publikasi mereka, seperti yang saat ini harus mereka lakukan.

Warga Arab Israel adalah orang Palestina yang tetap tinggal selama perang 1948. Mereka membentuk minoritas terbesar di Israel dan sering mengeluh tentang kurangnya kesempatan kerja, rasisme, dan diskriminasi di semua bidang kehidupan, termasuk akses ke kesehatan, pendidikan, transportasi, dan layanan kota.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: