Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banjir di Sulsel, Menteri Pertanian Beri Bantuan Benih dan Pupuk

Banjir di Sulsel, Menteri Pertanian Beri Bantuan Benih dan Pupuk Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, turun langsung ke lapangan menyelesaikan permasalahan petani yang tengah dilanda banjir sehingga mengakibatkan gagal panen alias puso di tiga kabupaten lingkup Sulsel. Terdata total puso di Bone, Soppeng dan Wajo mencapai 11.480 hektar. 

Menteri Amran meninjau langsung lokasi banjir, termasuk gagal panen di Wajo, Senin (9/7), sebelum bertolak ke Soppeng, Selasa (10/7). Dalam kunjungannya, ia memberikan bantuan secara gratis berupa benih, pupuk, asuransi pertanian dan alat mesin pertanian seperti pompa air dan excavator. Khusus pupuk, total bantuan untuk 11.480 hektar sebanyak 574 ton yang nilainya mencapai Rp2,7 miliar. 

"Bapak Presiden (Joko Widodo alias Jokowi) sudah perintahkan langsung untuk kami ke lapangan dan beri bantuan pupuk dan benih gratis kepada seluruh masyarakat yang kena banjir di tiga kabupaten (lingkup Sulsel) tanpa terkecuali," kata Menteri Amran, dalam keterangan persnya, Selasa (10/7). 

Menteri Amran menekankan pemerintah  sangat fokus menyelesaikan permasalahan petani yang terkena banjir. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia tidak ingin sebatas melakukan pemberian bantuan secara simbolis. 

"Kami tidak ingin simbolis dalam pengirimannya, kami cek langsung pengirimannya dan kami cek langsung sopir juga agar bantuan dibongkar. Jangan sampai nanti benihnya dibawa pulang karena masyarakat membutuhkan benihnya dan kita gantikan benih dan pupuk gratis. Kami pastikan nanti juga kalau kurang bantuan, maka kami akan kirim bantuan tambahan dari pusat," ucapnya. 

Guna mengoptimalkan penyaluran bantuan secara cepat dan tepat sasaran, Menteri Amran meminta bupati dan dinas pertanian untuk mengerahkan brigade agar bantuan alat mesin pertanian, benih dan pupuk bisa cepat sampai ke petani. Pengerahan bantuan pun dibantu dan diawasi oleh pihak kepolisian dan TNI.

"Kami minta dinas agar selama penyaluran bantuan untuk terus memonitor bantuan agar sampai cepat dan tepat. Kami pun minta Kapolres dan Dandim untuk mengawasi. Tidak boleh yang main-main apalagi menyakiti ekonomi rakyat kecil. Ini ruang rakyat kecil jangan sakiti mereka. Kalau nanti sakiti petani, akan berhadapan langsung dengan saya Menteri Pertanian," tegasnya. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, Fitriani, mengatakan banjir di Kabupaten Wajo diakibatkan karena luapan air dari Danau Tempe. Banjir mulai terjadi pada Minggu lalu akibat hujan sehingga aliran sungai dari hulu bermuara di Danau Tempe.

"Total puso di Wajo 7.591 hektar. Dari total tersebut yang bisa ditanami padi seluas 6.658 hektar dengan kebutuhan benih padi 166,46 ton dan sisanya untuk ditanami jagung 933 hektar. Sementara khususnya di Kecamatan Belawa, luas pusonya mencapai 3.785 hektar dengan kebutuhan benih padi 94,6 ton," katanya.

Fitriani mengungkapkan banjir kali ini terparah sepanjang 10 tahun terakhir. Sebab, walaupun setiap tahun terjadi banjir, dampak lahan sawah yang terendam hanya mencapai 300 hektar dan tidak membuat masyarakat terisolasi. "Sehingga, banjir saat ini tidak hanya berdampak pada tanaman saja, tapi juga membuat masyarakat terisolasi," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: