Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Terkejut Dihantam Tarif US$200 Miliar oleh Trump

China Terkejut Dihantam Tarif US$200 Miliar oleh Trump Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Beijing -

China mengatakan "terkejut" setelah AS mengumumkan rencana untuk tarif baru dan juga menyatakan jika kebijakan Trump tersebut dapat meningkatkan perang perdagangan antara kedua negara.

AS mencatatkan tambahan produk senilai US$200 milyar (£150bn) yang dimaksudkan untuk menetapkan tarif pada bulan September.

Langkah ini dilakukan hanya beberapa hari setelah kedua negara memberlakukan tarif US$34 miliar untuk barang satu sama lain.

Beijing menggambarkan ancaman terbaru Washington sebagai "benar-benar tidak dapat diterima," dan mengatakan jika kebijakan itu akan membahayakan dunia.

"Perilaku AS menyakiti China, menyakiti dunia dan menyakiti diri sendiri," juru bicara kementerian perdagangan China dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari BBC, Rabu (11/7/2018).

Juru bicara Kemendag China juga mengatakan pemerintah harus mengambil "tindakan balasan yang diperlukan".

Daftar lebih dari 6.000 item termasuk produk makanan, mineral dan barang-barang konsumen seperti tas. Publik akan memiliki hingga akhir Agustus untuk mengomentari daftar sebelum tarif baru untuk dikenakan pada 10% mulai berlaku.

Pasar saham Asia turun tajam pada Rabu (11/7/2018) karena investor menghindari risiko di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara dua raksasa ekonomi tersebut.

Di China, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,5%, sedangkan Shanghai Composite turun 1,8%. Indeks acuan Jepang Nikkei 225 merosot 1,2%.

Gedung Putih mengatakan tarif adalah respon terhadap praktik perdagangan yang tidak adil oleh China.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan ada "tidak ada pembenaran" atas pembalasan Tiongkok.

"Seperti di masa lalu, Amerika Serikat bersedia untuk terlibat dalam upaya yang dapat mengarah pada penyelesaian keprihatinan kami tentang praktik perdagangan China yang tidak adil dan bagaimana China membuka pasarnya terhadap barang dan jasa AS," ujarnya.

"Sementara itu, kami akan tetap waspada dalam membela kemampuan pekerja dan bisnis kami untuk bersaing secara adil," pungkasnya.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Lindungi dan Lestarikan Bahasa Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: