Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Menurun, Ekspor Minyak Sawit Anjlok 4%

Permintaan Menurun, Ekspor Minyak Sawit Anjlok 4% Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono, mengatakan, ekspor minyak sawit (CPO dan turunannya) mengalami penurunan sebesar 4% sepanjang Mei 2018.

"Ekspor minyak sawit turun dari 2,22 juta ton di April menjadi 2,14 juta ton di Mei," kata Mukti di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Menurut dia, penurunan ekspor dipengaruhi stok minyak nabati lain yang melimpah di pasar global sehingga harga yang murah juga tidak mendongkrak permintaan.

Pada Mei ini, volume ekspor CPO dan turunannya ke Pakistan meningkat 29%. Peningkatan impor yang  cukup signifikan setelah selama tiga bulan terakhir stagnan. Naiknya volume ekspor di Pakistan karena harga minyak sawit yang sedang murah sehingga traders memanfaatkan kesempatan untuk menggendutkan stok minyak sawitnya.

Peningkatan volume ekspor juga diikuti negara tujuan ekspor di Afrika yang membukukan kenaikan sebesar 29,5% atau dari 176,64 ribu ton di April terkerek menjadi 228,75 ribu ton di Mei.

"Ini adalah volume tertinggi sepanjang tahun 2018. AS dan China yang sedang berseteru juga mengeskalasi impor minyak sawitnya pada Mei ini," tambahnya.

Sementara itu, China membukukan kenaikan 6% dan AS mencatatkan kenaikan 18%. Pada sisi lain, turunnya harga tidak mampu menarik pembeli dari India untuk menimbun stok minyak sawit. Sejak tarif bea masuk yang tinggi untuk minyak sawit, permintaan India mengalami kelesuan dan sudah pada tahap akut. Dengan begitu, pada Mei ini India mencatatkan penurunan impor CPO dan turunannya sebesar 31% atau 346,28 ribu ton turun merosot menjadi 240,16 ribu ton.

"Pasar India yang sudah tergerus lebih dari 50% dari sejak awal tahun yang juga turut berkontribusi menyebabkan stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia menjadi tinggi karena susutnya pembelian yang sangat signifikan," ucapnya.

Untuk ekspor ke Uni Eropa sudah dipastikan menurun karena melimpahnya produksi minyak bunga matahari dan rapeseed. Sepanjang Mei, Uni Eropa membukukan penurunan impor sebesar 7% atau dari 385,10 ribu ton di April menyusut menjadi 359,31 ribu ton di Mei.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: