Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inggris Tambah Pasukannya di Afghanistan, Ada Apa?

Inggris Tambah Pasukannya di Afghanistan, Ada Apa? Kredit Foto: REUTERS/Emmanuel Braun
Warta Ekonomi, London -

Inggris berencana untuk menggandakan jumlah pasukannya di Afghanistan setelah permintaan dari Presiden AS Donald Trump untuk bantuan guna membantu mengatasi situasi keamanan yang rapuh di sana.

Perdana Menteri Theresa May mengumumkan pemerintah akan mengirim tambahan 440 tentara, yang akan membawa total Inggris menjadi sekitar 1.100 tentara Inggris akan berada di Afghanistan, untuk membantu pasukan Afghanistan memerangi Taliban dan gerilyawan Islamic State.

Pasukan tambahan tersebut akan mengambil bagian dalam misi pelatihan yang dipimpin NATO, yang disebut Resolute Support, untuk melatih dan membantu pasukan Afghanistan. Mereka akan ditempatkan di Kabul dan tidak akan berada dalam peran tempur. Pasukan Inggris mengakhiri operasi tempur pada tahun 2014.

Pengumuman itu datang sehari sebelum pertemuan puncak NATO di Belgia yang dapat berubah menjadi pertentangan atas desakan Presiden AS Donald Trump bahwa sekutu membayar lebih untuk pertahanan mereka.

Trump, yang mengumumkan Amerika Serikat akan mengirim ribuan pasukan lagi ke Afghanistan tahun lalu, telah meminta Inggris dan negara-negara NATO lainnya untuk mengirim lebih banyak bala bantuan ke negara itu.

“NATO sama pentingnya hari ini seperti sebelumnya dan komitmen kami untuk tetap teguh. Aliansi dapat mengandalkan Inggris untuk memimpin dengan memberi contoh,” tutur May.

Peningkatan pasukan Inggris datang menjelang pemilihan parlemen di Afghanistan pada Oktober, yang dipandang sebagai ujian penting bagi demokrasi di negara yang berperang selama empat dekade.

Pasukan Inggris tambahan awalnya akan datang dari Garda Welsh, dengan sekitar setengahnya tiba pada bulan Agustus dan sisanya pada bulan Februari tahun depan.

Ratusan warga sipil telah tewas dan terluka dalam serangan di Kabul tahun ini. Setidaknya 57 orang tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di luar bilik pendaftaran pemilih pada bulan April dan sekitar 100 orang tewas pada bulan Januari oleh sebuah bom di ambulans.

Ribuan lagi pasukan AS telah dikirim ke Afghanistan untuk membantu melatih tentara, dan komandan telah diberi wewenang yang lebih besar untuk melakukan serangan udara terhadap militan.

Namun hampir 17 tahun sejak Amerika Serikat berusaha menjatuhkan Taliban Afghanistan, yang telah memendam militan Al-Qaeda di balik serangan terhadap New York dan Washington, Barat tetap terjerat dalam upaya untuk menstabilkan Afghanistan.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: