Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Reksa Dana Masih Jadi Pilihan Meski Pasar Negatif

Investasi Reksa Dana Masih Jadi Pilihan Meski Pasar Negatif Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Commonwealth menilai bahwa prospek investasi pada kelas aset ekuitas masih menjadi pilihan yang objektif untuk investasi reksa dana sepanjang Juli ini. Meskipun kondisi pasar saham dan obligasi Indonesia sepanjang semester I 2018 mencatatkan kinerja negatif, kondisi fundamental domestik masih cukup stabil dan laporan keuangan emiten periode kuartal II/2018 yang akan dirilis pada Juli diperkirakan positif.

Ketidakpastian ekonomi global masih menghantui pasar negara emerging market, termasuk Indonesia. Ketidakpastian ini terkait dengan kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menimbulkan perang dagang antara AS dengan mitra dagangny,a terutama China, Kanada, dan negara-negara Uni Eropa. Hal tersebut membebani pasar sepanjang semester I/2018.

Faktor lainnya adalah pengaruh kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif pada tahun ini, di mana The Fed telah menaikkan sebanyak dua kali dengan total 50 bps hingga semester I/2018. Para ekonom memproyeksikan kenaikan suku bunga dapat mencapai empat kali hingga akhir 2018.

Dari sisi domestik, arus dana yang keluar dari pasar keuangan membuat nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 5,72% sepanjang semester I/2018. Bank Indonesia merespons dengan menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali dengan total 100 bps untuk menahan laju depresiasi rupiah. Kebijakan ini dikeluarkan menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap ketidakpastian global.

Adapun kondisi ekonomi dalam negeri saat ini masih relatif stabil dan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Kondisi ekonomi yang stabil ini disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, penyelenggaraan Pilkada serentak pada Juni yang berlangsung aman dan diharapkan akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi kuartal II/2018. Tahapan masa kampanye Pilkada serentak sudah dimulai sejak Februari dan berlangsung penuh selama kuartal II/2018. Selama masa kampanye, partai politik berlomba-lomba mengeluarkan dana belanja kampanye untuk memenangkan calon yang diusungnya. 

Kedua, Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari besar keagamaan ini mendorong belanja rumah tangga. Belanja kampanye dan belanja rumah tangga ini dapat menopang belanja domestik selama kuartal II/2018 dan yang merupakan komponen terbesar untuk peningkatan PDB Indonesia.

Selain itu, faktor ketiga adalah Asian Games yang akan dimulai pada Agustus mendatang dengan jumlah atlet dan kontingen yang diperkirakan mencapai 22 ribu juga akan menambah komponen belanja domestik pada kuartal III/2018.

"Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik serta pengaruhnya pada pasar saham, kami masih berpandangan bullish pada kelas aset ekuitas secara jangka menengah dan panjang. Kami menilai saat ini masih menjadi peluang untuk para nasabah meningkatkan porsi alokasi investasi di ekuitas," kata Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya.

Bank Commonwealth berkomitmen untuk terus mendampingi nasabah agar nasabah dapat mewujudkan kesejahteraan keuangannya. Untuk investasi, Bank Commonwealth mendamping nasabah untuk mengoptimalkan hasil investasinya melalui layanan investasi reksa dana yang dapat dimonitor melalui internet banking dan mobile banking serta dynamic model portfolio

Dynamic model portfolio merupakan layanan wealth management yang didesain untuk mengikuti pasar yang makin dinamis dan dapat mengoptimalkan imbal hasil investasi nasabah. Dynamic model portfolio akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio asetnya. 

"Nasabah bisa menggerakkan asetnya secara dinamis, tidak harus sama dengan proporsi investasi yang ditentukan di awal. Investasi disesuaikan tidak hanya berdasarkan profil risiko nasabah, namun juga risiko pasar ke depannya. Lewat dynamic model portfolio, kami ingin melayani nasabah kami dengan layanan wealth management yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata"” jelas Ivan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: