Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OPEC: Perang Dagang Berdampak Negatif ke Pasar Minyak

OPEC: Perang Dagang Berdampak Negatif ke Pasar Minyak Kredit Foto: Reuters/Heinz-Peter Bader
Warta Ekonomi, Paris -

OPEC memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan global dapat berdampak negatif pada pasar minyak dengan menekan permintaan minyak mentah pada Rabu (11/7/2018).

Dalam laporan bulanannya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan, perdagangan dunia yang menggembirakan pada 2017 dan 2018 telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, dan karena itu permintaan minyak mentah.

Namun, hal tersebut bisa berubah lebih jauh, kata OPEC, ketika Amerika Serikat dan China melepaskan 'tembakan terbaru' dalam perang dagang yang meningkat.

Washington pada Selasa mengancam akan memberlakukan tarif baru pada barang-barang China senilai US$200 miliar lagi dan Beijing berjanji akan membalasnya.

Pergerakan terbaru dalam perang dagang antara dua ekonomi teratas dunia terjadi hanya setelah bea tunda untuk barang-barang senilai US$34 miliar mulai berlaku. Menurut OPEC, "munculnya kembali hambatan perdagangan global sejauh ini hanya berdampak kecil pada ekonomi global".

Namun, "jika ketegangan perdagangan meningkat lebih lanjut, dan mengingat ketidakpastian lainnya, itu bisa membebani sentimen bisnis dan konsumen," laporan itu memperingatkan, sebagaimana dikutip dari Channel NewsAsia, Kamis (12/7/2018).

"Ini mungkin mulai berdampak negatif terhadap investasi, arus modal dan belanja konsumen, dengan efek negatif berikutnya pada pasar minyak global," tambah OPEC.

Laporan terbaru OPEC muncul setelah kartel dan non-anggota Rusia berjanji untuk meningkatkan produksi minyak dalam pertemuan di Wina bulan lalu.

Kesepakatan untuk menaikkan output datang setelah harga minyak mentah melonjak awal tahun ini, mencapai US$80 per barel pada bulan Mei. Menurut laporan itu, yang mengutip sumber sekunder, produksi minyak mentah OPEC mencapai rata-rata 32,33 juta barel per hari pada Juni, meningkat 173.000 barel per hari dibanding bulan sebelumnya.

"Produksi minyak mentah meningkat terutama di Arab Saudi, Irak, Nigeria, Kuwait dan UEA, sementara produksi menunjukkan penurunan di Libya, Venezuela dan Angola," kata laporan itu.

Setelah pertemuan OPEC, Presiden AS Donald Trump pada 1 Juli mengatakan Raja Salman dari raja minyak Arab Saudi telah menyetujui permintaan untuk meningkatkan produksi minyak mentah. The official Saudi Press Agency mengkonfirmasi pemibicaraan telepon antara dua pemimpin tentang minyak, tetapi tidak disebutkan secara spesifik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: