Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ratusan Ojol Demo, Tuntut Perbaikan dan Evaluasi Sistem

Ratusan Ojol Demo, Tuntut Perbaikan dan Evaluasi Sistem Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Surabaya -

Ratusan pengemudi taksi dan ojek daring melakukan demonstrasi di depan gedung DPRD Kota Surabaya, Jumat (13/7/2018), menuntut adanya perbaikan dan evaluasi sistem pengemudi daring yang selama ini dinilai memberatkan mereka.

"Kami menilai sistem yang diberlakukan tidak manusiawi. Sedikit-sedikit suspend (sanksi). Belum lagi tidak layaknya tarif yang ditetapkan," kata Humas Jatim Online Bersatu (JOB), Daniel Lukas Rorong, saat orasi di depan gedung DPRD Surabaya, Jumat (13/7/2018).

Para pengemudi taksi dan ojek daring tersebut sebelumnya juga melakukan demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Raya Gubernur Suryo, Surabaya.

Sepanjang tepi Jalan Yos Sudarso atau depan gedung DPRD Surabaya dipenuhi parkir mobil untuk taksi dan motor ojek daring. Para pengemudi itu memakai seragam Go-Jek dan Grab.

Dalam orasinya, Daniel dan perwakilan pengemudi taksi dan ojek daring meneriakkan tuntutan agar para wakil rakyat yang saat ini duduk sebagai di DPRD Surabaya bisa membantu menyampaikan aspirasinya ke pemerintah provinsi dan pusat.

"Kami ini juga warga Kota Surabaya, kami juga punya hak untuk hidup dan bekerja demi keluarga, bukan asal hidup, kalau asal hidup, di hutan pun juga bisa, maka kami minta tolong kepada anggota dewan untuk membantu perjuangan kami," kata para pengemudi daring lainnya.

Adapun beberapa tuntutan lainnya di antaranya, kenaikan tarif per kilometer aplikator, anti monopoli (batasi taksi konvensional daring), tolak suspend atau sanksi semena-mena, dan minta evaluasi sistem zonasi.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Surabaya Armuji, mengatakan pihaknya akan menyampaikan aspirasi para pengemudi daring ke pihak-pihak terkait.

"Kami berharap ada solusi terkait permasalahan ini," ujar Armuji saat menemui para pengunjuk rasa di depan gedung DPRD Surabaya.

Selama ini, lanjut dia, perusahaan taksi dan ojek daring sering membuat tarif yang tidak masuk akal yang sengaja dibuat-buat sehingga merugikan pengemudi daring.

"Sering kali pengemudi dijadikan objek mereka. Ini yang sering terjadi di kota-kota besar," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: