Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BMKG Kembali Deteksi Satu Titik Api di Riau

BMKG Kembali Deteksi Satu Titik Api di Riau Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
Warta Ekonomi, Pekanbaru -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi satu titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.

Berdasarkan data BMKG di Pekanbaru, Jumat petang, satu titik api yang terdeteksi melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua tersebut berlokasi di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

"Titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen terpantau di Kecamatan Bagan Sinembah, Rokan Hilir," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno.

Selain Riau, Sukisno menjelaskan BMKG turut memantau keberadaan titik-titik panas di dua Provinsi di Pulau Sumatera.

Titik panas terbanyak terdeteksi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang terpantau sebanyak sembilan titik, dan Sumatera Utara lima titik.

Keberadaan titik panas di Pulau Sumatera dan Riau secara khusus terus bermunculan dalam sepekan terakhir.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sendiri sebelumnya telah mengambil langkah cepat dengan memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018.

Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi Karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk menyukseskan pagelaran olahraga akbar Asian Games 2018.

Pemprov Riau sejak 19 Februari 2018 dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebelumnya sebagian besar wilayah Riau mulai dilanda kebakaran hebat.

Tercatat, seluas 1.870,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar sepanjang lima bulan pertama 2018 dengan lima kabupaten diantaranya mengalami kebakaran dengan luas diatas 100 hektare.

Sebelumnya, Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Harris Gunawan menyatakan kondisi lahan gambut di Provinsi Riau kini sangat rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan karena sebaran air di lahan gambut sangat rendah, yakni di bawah tingkat aman 40 centimeter.

"Sebaran air di lahan gambut Riau sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan alat pemantau BRG di Pekanbaru dan daerah pesisir, rata-rata ketinggian air sudah di bawah 40 centimeter," kata Haris.

BRG memasang tujuh alat pemantau ketinggian muka air yang bekerja memantau kondisi terkini (real time). Status semua alat yang terpasang kini dalam warna merah karena rendahnya sebaran air di lahan gambut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: