Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geotermal Berpotensi Pupuk Kemandirian Bangsa di Sektor Energi

Geotermal Berpotensi Pupuk Kemandirian Bangsa di Sektor Energi Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto, mengemukakan bahwa geotermal atau tenaga panas bumi yang kapasitasnya tersebar di sejumlah titik di Nusantara bila dimanfaatkan dengan baik akan sangat mendukung kemandirian bangsa di sektor energi.

"Geotermal ini adalah energi yang menjanjikan karena terus terbarukan dan ini akan memberikan kefaedahan bagi kemandirian bangsa," kata Agus Hermanto dalam rilis, Sabtu (14/7/2018).

Untuk itu, Agus juga mengutarakan harapannya agar berbagai wilayah kerja panas bumi (WKP) seperti di gunung Ungaran, Jawa Tengah, dapat berjalan dengan baik dan juga lancar.

Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa gunung Ungaran menyimpan potensi energi terbarukan sebesar 55 megawatt (MW).

Ia mengemukakan saat ini ada sekitar lima wilayah WKP di Jawa Tengah, tetapi pada saat ini baru WKP Dieng saja yang telah beroperasi.

Dalam pengembangan geotermal, ujar dia, diharapkan pula agar terjalin sinergi antara pemerintah, BUMN dan akademisi dalam rangka menyerap tenaga kerja lokal serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.

Sebagaimana diketahui, sumber energi yang termasuk dalam kategori energi yang terbarukan bukan hanya geothermal, tetapi juga bisa berasal dari sumber lainnya seperti solar atau tenaga matahari dan bayu atau tenaga angin.

Sebelumnya, Greenpeace menginginkan pemerintah dapat terus mengembangkan energi terbarukan sehingga LSM ini menyambut baik peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.

"Tidak seperti pembangkit berbahan energi kotor seperti PLTU Batubara, PLTB ini bebas dari polusi udara, bebas dari konflik masyarakat, bebas dari konflik lahan, bebas dari perusakan laut dan terumbu karang, bebas dari pertambangan yang merusak, bebas dari kebutuhan pasokan bahan bakar, dan yang paling penting bebas dari perusakan terhadap iklim bumi kita," kata Juru Kampanye Energi Bersih Greenpeace Indonesia, Didit Haryo.

Sebagaimana diketahui, PLTB berkapasitas 75 MW yang mampu menerangi 70.000 rumah tangga ini merupakan wujud nyata bagaimana energi listrik bisa dihasilkan tanpa merusak lingkungan.

Greenpeace berharap peresmian proyek pembangkit ramah lingkungan ini tidak menjadi yang pertama dan terakhir, namun akan terus berlanjut dan menggantikan pembangkit listrik yang masih mengandalkan sumber sumber energi kotor seperti batubara yang sayangnya masih mendominasi di Indonesia.

"Pemerintah harus mengutamakan pengembangan dan pembangunan proyek energi bersih seperti ini untuk masa depan Indonesia," ucap Didit Haryo.

Peresmian dan pengoperasian PLTB Sidrap ini dinilai harus menjadi langkah awal Indonesia untuk bebas dari ketergantungan terhadap bahan bakar kotor batubara, dan menjadikan udara dan laut kita bebas dari polusi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: