Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KLHK Pantau Kualitas Udara Selama Penerapan Ganjil-Genap

KLHK Pantau Kualitas Udara Selama Penerapan Ganjil-Genap Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus memantau dampak penerapan kebijakan pembatasan kendaraan bernomor polisi ganjil-genap terhadap kualitas udara ambien selama Asian Games 2018.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah di Jakarta, Jumat (13/7/2018) kemarin, mengatakan pemantauan kualitas udara dengan Air Quality Monitoring System di sejumlah lokasi terus dilakukan selama pelaksanaan ganjil-genap, meski datanya belum dapat disampaikan mengingat pembatasan kendaraan itu belum sepenuhnya efektif berjalan.

"Tapi kami yakin kebijakan ganjil-genap ini bisa berdampak terhadap peningkatan kualitas udara ambien (PM 2,5)," kata dia.

Ia mengatakan jika berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yakni baku mutu nasional rata-rata harian untuk PM 2,5 adalah 65 mikrogram/m3 dan rata-rata tahunan PM 2,5 adalah 15 mikrogram/m3, maka kualitas udara ambien (PM 2,5) untuk Jakarta dan Palembang masih berada di bawah ambang batas baku mutu nasional.

Berdasarkan hasil pengamatan KLHK terhadap pola konsenterasi PM 2,5 sejak awal Juli 2018 di Jakarta, diketahui konsenterasi rata-rata PM 2,5 pada malam hari 61 microgram/m3, sedangkan konsentrasi PM 2,5 pada siang hari 48,7 mikrogram/m3.

Lebih tingginya konsenterasi PM 2,5 pada malam hari, menurut dia, diduga disebabkan oleh kondisi permukaan bumi yang lebih lembab sehingga partikel lebih kuat terkonsentrasi pada level yang lebih rendah.

Namun demikian, ia dapat memastikan konsentrasi tersebut bukan berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tetapi justru dari emisi kendaraan bermotor.

Selain itu, katanya, dugaan lain penyebab konsenterasi PM 2,5 meningkat berasal dari debu konstruksi yang sudah mengering dan diterbangkan angin.

"Karenanya kita sudah berkali-kali koordinasi dengan Korlantas Polri, Dinas Lingkungan Hidup Polri, dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas udara sebelum, saat Asian Games, dan sesudahnya. Misal kita sepakat agar semua kendaraan `official` harus menggunakan BBG (bahan bakar gas), terus menjalankan sistem ganjil-genap, semua areal GBK (Gelora Bung Karno) dan ring 1 bebas dari kendaraan bermotor, mengoptimalkan transportasi publik," ujar Karliansyah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), katanya, juga akan menghentikan semua pekerjaan konstruksi dua minggu sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Ia mengatakan untuk di Palembang, kualitas udara ambiennya jauh berada di bawah ambang batas baku mutu nasional, artinya kualitas udaranya baik.

Selama tidak ada kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, ia optimistis kualitas udara tetap akan baik di daerah itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: