Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Sumarsono, Narkoba Musuh Bersama Karena Rongrong Pancasila

Kata Sumarsono, Narkoba Musuh Bersama Karena Rongrong Pancasila Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono, menghadiri puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di GOR Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Baddoka, Kota Makassar. Peringatan HANI itu juga dihadiri oleh Ketua DPRD Sulsel, HM Roem dan Asisten Operasi Lantamal VI Makassar Kolonel Laut (P) Musleh Yadi.

Dalam sambutannya, Sumarsono mengungkapkan narkoba merupakan musuh bersama yang harus diperangi demi masa depan yang lebih baik. Narkoba disebut membahayakan karena merongrong Pancasila. Peredaran narkoba juga telah mengancam ketahanan nasional dalam berbangsa dan bernegara. 

"Karena itulah, narkoba menjadi musuh bersama yang harus dilawan oleh semua elemen bangsa," kata Sumarsono. 

Sumarsono yang juga Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri mengapresiasi kehadiran BNN sebagai sahabat semua elemen, termasuk pemerintah daerah. BNN telah berbuat banyak, khususnya dalam berjuang untuk menyelematkan generasi bangsa dari narkoba. 

"Narkoba adalah musuh negara karena merongrong Pancasila. Dan, BNN hadir sebagai sahabat kita," ucap dia. 

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel, Brigjen Pol Mardi Rukmianto, menyampaikan peringatan HANI bukan sekadar seremoni. Terkandung makna besar, termasuk keprihatinan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dan prekursor narkotika. 

Olehnya itu, Mardi mengungkapkan untuk memerangi peredaran narkoba memang diperlukan sebuah gerakan penyadaran. Harus ada pemahaman dan sinergi serta solidaritas dalam rangka mencegah dan memberantas narkoba yang menjadi ancaman bangsa. 

"Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba merupakan kejahatan luar biasa atau extraordinary crime yang mengancam dunia dan bisa digunakan sebagai salah satu proxy war untuk melumpuhkan kekuatan bangsa," sebut dia. 

Kondisi geografis Indonesia dan Sulsel yang terbuka merupakan peluang bagi sindikat narkoba internsional untuk menjadikan Indonesia, khususnya Sulsel sebagai pangsa pasar peredaran gelap.

Berdasarkan hasil survei nasional penyalahgunaan narkoba di 34 provinsi yang dilaksanakan oleh BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada 2015, Sulsel menempati posisi 9. Diperoleh angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,27% atau sebanyak 138.937 orang. 

Selanjutnya, survei serupa pada 2017 menunjukkan Sulsel mengalami peningkatan menjadi posisi 7 dengan angka prevalensi 1.95 % atau sebanyak 133.503 orang. "Selain itu terdapat 30-40 orang meninggal sia-sia setiap harinya akibat penyalahgunaan narkoba," pungkasnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: