Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Automasi Jadi Ancaman Profesi Sekretaris

Automasi Jadi Ancaman Profesi Sekretaris Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI) menilai automasi (industri 4.0) di lingkungan profesi semakin terasa nyata. Untuk itu, asosiasi ini turut berbenah agar ketrampilan/hard skills tidak sewaktu-waktu dapat dengan mudah digantikan oleh teknologi.

Ketua Umum ISI, Sukma Pratiwi, menyatakan saat ini, globalisasi penduduk dunia dan percepatan teknologi menyebabkan persoalan yang dihadapi profesi sekretaris akan menjadi kompleks. Sebagai organisasi yang memiliki maksud dan tujuan di dalam bidang pendidikan, ISI akan turut membenahi mutu dan kecakapan profesi dengan memberikan kecakapan/soft skills yang mendampingi keterampilan/hard skills.

"Kami membenahi mutu dan kompetensi profesi dengan kecakapan/soft skills. Di era indutri 4.0, yang diperlukan adalah kemampuan profesi/individu secara sosial untuk menangani persoalan yang kompleks,” kata dia di sela acara pelantikan dewan pengurus pusat perkumpulan ISI periode 2018-2021 di Jakarta, Minggu (15/7/2018). 

Ditambahkan, berbagai tantangan tengah dihadapi profesi sekretaris di era industri 4.0. Misalnya, approval yang saat ini banyak dilakukan melalui sistem. Mau tidak mau, sekretaris saat ini harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memiliki kemauan untuk belajar terus menerus. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dapat menyebabkan profesi ini dapat tergerus dan tersingkir.  

Menurut dia, dalam revolusi industri 4.0, penggerak perubahan adalah sifat pekerjaan itu sendiri. Teknologi baru membuat pekerjaan kapan saja dan dimana saja dimungkinkan. Perusahaan memecah tugas dengan cara baru, yang mengarah pada pekerjaan yang menggunakan teknologi dengan layanan berbasis internet.  

Sifat pekerjaan administratif yang membantu operasional perusahaan di dalam profesi sekretaris diprediksi akan menghilangkan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh para sekretaris. 

Salah satu contoh pekerjaan yang menjadi rentan terhadap otomotisasi adalah sekretaris dalam bidang hukum dan keuangan. Di sini, mesin sudah mulai mengambil alih sejumlah tugas yang dilakukan oleh sekretaris dalam bidang hukum dengan memindai ribuan dokumen untuk membantu dalam penelitian hukum, juga di bidang keuangan dimana teknologi algoritma sudah mengambil alih layanan perbankan, membuat rentan posisi sekretaris di bidang keuangan.

"Posisi pekerjaan yang melibatkan empati dan memerlukan kecerdasan sosial dan keterampilan berinteraksi dan bernegosiasi adalah pekerjaan yang masih berada di luar jangkauan outomasi di masa mendatang," tambah Sukma.

Isu automasi menjadi salah satu concern ISI. Selain itu, beberapa hal juga menjadi concern ISI seperti pembenahan organisasi sesuai dengan anggaran dasar perkumpulan, bersinergi dengan pemerintah (regulator), pengguna (perusahaan) dan mitra (lembaga pendidikan, dll), mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi soft skills di samping kompetensi hard skills yang harus selalu diasah demi kemajuan anggota perkumpulan. Berdiri pada 7 Juli 1972, saat ini ISI beranggotakan lebih dari 1000 sekretaris di seluruh Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel:

Berita Terkait