Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies-Sandi Mampu Turunkan Angka Kemiskinan di Jakarta

Anies-Sandi Mampu Turunkan Angka Kemiskinan di Jakarta Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu menurunkan tingkat kemiskinan dan gini ratio pada tahun 2018 berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta.      

Data yang dihimpun BPS DKI Jakarta secara berkala setiap semester (September 2017-Maret 2018) ini menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2018 sebanyak 3,57% atau sebanyak 373,12 ribu jiwa. 

Data ini mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan data terakhir pada September 2017 (3,78% atau 393,13 ribu orang) dimana persentase penduduk miskin menurun 0,21 poin atau berkurang sebesar 20,01 ribu orang dalam enam bulan terakhir. 

Jika dibandingkan lebih lanjut, pada Maret 2017 sebesar 3,77 persen atau 389,69 ribu orang dan meningkat pada semester berikutnya (0,01% atau 3,44 ribu orang).

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sandiaga Uno menanggapi data BPS tersebut dengan syukur atas kerja keras Pemprov DKI Jakarta yang berbuah hasil keadaan kemiskinan dan ketimpangan di Provinsi DKI Jakarta membaik secara signifikan.

"Ini harus menjadi titik yang memicu motivasi kita karena secara historis angka kemiskinan tersebut merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir. Jadi, ini tentunya menjadi penyemangat kita," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/7).

Dan faktor yang mendorong menurunnya tingkat kemiskinan yaitu inflasinya bisa terjaga dan lapangan kerja yang mulai bisa ditingkatkan, ada penurunan angka tingkat pengangguran terbuka, katanya.

BPS Provinsi DKI Jakarta juga mencatat komoditi makanan masih berperan cukup signifikan terhadap Garis Kemiskinan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan).

Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 66,46 %. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2017 yaitu sebesar 66,27%. 

"Ke depan untuk menekan laju peningkatan garis kemiskinan, Jakarta akan terus menggalakkan program-program pengendalian harga terutama harga pangan murah komoditas-komoditas penyumbang garis kemiskinan di antaranya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan BUMD Pangan yang saya sering sebut sebagai klaster pangan," kata Sandiaga.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: