Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Neraca Perdagangan Sulsel Surplus US$24,31 Juta

BPS: Neraca Perdagangan Sulsel Surplus US$24,31 Juta Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Setelah sempat melonjak 31,65% pada Mei 2018, nilai impor Sulsel malah jeblok pada Juni tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor merosot hingga 40,08%. Kondisi tersebut membuat neraca perdagangan Sulsel akhirnya mengalami surplus ditopang adanya peningkatan ekspor, meski tidak terlalu signifikan. 

Berdasarkan data BPS, nilai impor Sulsel periode Juni 2018 hanya US$83,74 atau turun 40,08% dari torehan Mei 2018 yang mencapai US$139,76 juta. Di sisi lain, nilai ekspor Sulsel naik 2,44% pada bulan keenam tahun ini menjadi US$108,05 juta, dari torehan sebelumnya pada Mei 2018 sebesar US$105,47 juta. 

Secara umum, kondisi itu membuat neraca perdagangan Sulsel mengalami surplus US$24,31 juta. Angka tersebut diperoleh dari selisih nilai ekspor dan nilai impor pada bulan yang sama. "Nilai ekspor Sulsel pada Juni 2018 naik menjadi US$108,05 juta, sedangkan nilai impor turun menjadi US$83,74 juta," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, di Makassar. 

Masih merujuk data BPS, nilai ekspor Sulsel periode Juni 2018 mengalami lonjakan signifikan bila dibandingkan torehan yang sama pada tahun lalu. Terjadi peningkatan 71,78%, dimana nilai ekspor Sulsel pada Juni 2017 hanya USS62,90 juta. Ekspor Sulsel pada Juni tahun ini kebanyakan merupakan komoditas nikel dengan kontribusi mencapai 72,48%. 

"Sebagian besar ekspor pada Juni 2018 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Filipina dan Australia dengan proporsi masing-masing 74,28%; 11,78%; 3,57% dan 2,56%," ujar Nursam. 

Sedangkan untuk nilai impor Sulsel periode Juni 2018 meski merosot secara bulanan, tapi masih menunjukkan tren positif bila dibandingkan secara tahunan. Terjadi peningkatan 10,34% bila dibandingkan torehan Juni 2017 yang hanya USS75,89 juta. Adapun untuk bulan keenam tahun ini, komoditas dengan kontribusi terbesar yakni bahan bakar mineral sebesar 36,61%. 

"Sebagian besar impor pada Juni 2018 didatangkan dari Singapura, Thailand, Panama dan Tiongkok dengan proporsi masing-masing 36,83%; 25,62%; 4,84% dan 4,73%," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: