Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JK: Pembangunan Berkualitas Tidak Hanya Tumbuh, tapi Merata

JK: Pembangunan Berkualitas Tidak Hanya Tumbuh, tapi Merata Kredit Foto: PTPP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa (PBJ) agar pembangunan infrastruktur mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Wapres Jusuf Kalla menuturkan hasil dari pembangunan berkualitas yang utama adalah pertumbuhan. Kini ekonomi Indonesia tumbuh 5,04%, walaupun tentu target kita lebih tinggi. Namun tidak hanya tumbuh, namun juga terjadi pemerataan sehingga dinikmati semua. Selain itu, memberikan multiplier effect pada usaha-usaha lain, yang dapat memperluas lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan pendapatan bagi masyarakat luas.

"Tentu itulah yang kita tuju sebagai pembangunan berkualitas,” kata Jusuf Kalla dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Kemudian pembangunan yang berkualitas juga dipengaruhi oleh koordinasi yang baik, mulai dari perencanaan di Bapppenas, penganggaran di Kementerian Keuangan, dan pelaksanaanya oleh Kementerian/Lembaga (K/L).

Selain itu, dilakukan pengawasan oleh BPK, BPKP, KPK, Kejaksaan, Kepolisian dan Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) agar anggaran yang dikeluarkan digunakan secara efektif dan efisien sesuai program.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa peran BPKP sebagai auditor Pemerintah sangat penting memberikan pendampingan intensif agar pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan Kementerian PUPR seperti jalan dan jembatan, bendungan, irigasi, rumah susun, rumah khusus, air minum, persampahan, pos lintas batas negara, berjalan sesuai aturan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Kementerian PUPR terdapat siklus proyek yang disebut SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance), yang setiap tahapannya memerlukan pendampingan BPKP.

"Sejak dari pemrograman, kemudian pada saat pengadaan lahan, terlebih kini menggunakan dana LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) semuanya memerlukan audit dari BPKP. Saat pelaksanaan konstruksi, pasti terjadi perubahan (addendum kontrak) yang memerlukan review BPKP. Kami tidak akan bisa bekerja cepat tanpa BPKP dan TP4P/D (Tim Pengawal, Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Pusat/Daerah)," kata Basuki.

Ditambahkannya, juga terdapat pembangunan infrastruktur berdasarkan penugasan khusus dari diskresi Presiden Joko Widodo dalam sidang atau rapat terbatas Kabinet Kerja di luar program yang sudah berjalan. Di antaranya pembangunan venue olahraga untuk Asian Games ke-18 dan pembangunan kembali Pasar Atas Bukittinggi di Sumatera Barat. 

Di samping itu, pembangunan infrastruktur yang pembiayaannya menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) juga mendapatkan pendampingan dan pengawasan dari BPKP.

Basuki juga menyampaikan pembinaan BPKP terus melakukan pembinaan kepada para auditor di Inspektorat Jenderal K/L mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kinerja.

"Kami harapkan BPKP sebagai auditor Pemerintah dapat membumikan SPIP yang terdiri atas lima unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern,” kata Basuki yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian PU selama 5 tahun. 

Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Kementerian PUPR atau Inspektorat Jenderal kini tidak hanya sebatas melakukan review terhadap laporan keuangan, namun juga review program agar memenuhi prinsip money follow program. Dengan demikian, pengadaan barang dan jasa yang nantinya dilakukan bukanlah pengadaan yang diada-adakan, namun benar-benar untuk tujuan dan kebutuhan yang jelas. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: