Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Cryptocurrency Ini Dapatkan Sertifikasi Keuangan Syariah

Perusahaan Cryptocurrency Ini Dapatkan Sertifikasi Keuangan Syariah Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Sydney -

Stellar yang berbasis di California telah menerima sertifikasi dari The Shariyah Review Bureau (SRB) untuk platform blockchain yang terkait dengan cryptocurrency, yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi ke bidang produk keuangan yang sesuai syariah.

Langkah ini menyoroti bagaimana fintechs memperluas tapak mereka untuk memasukkan pasar pertumbuhan di Timur Tengah dan Asia Tenggara, mendorong para ulama Islam untuk menilai validitas dari sisi agama dari mata uang digital.

Sertifikasi ini mencakup blockchain Stellar dan mata uang aslinya disebut Lumens, cryptocurrency terbesar ke-7 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$4,3 miliar.

Selama setahun terakhir perusahaan telah menjajaki kemitraan dengan perusahaan keuangan di kawasan Teluk dan mencari sertifikasi kepatuhan syariah membantu memperluas diskusi tersebut, tutur Lisa Nestor, direktur kemitraan di Stellar.

"Kami bekerjasama dengan perusahaan yang memfasilitasi remitansi, termasuk di Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrain. Ini adalah pasar yang sangat besar," ungkapnya.

Buku digital Stellar dapat digunakan di berbagai bidang di luar pembayaran lintas batas, seperti digitasi aset, dan perusahaan memiliki kemitraan berkelanjutan dengan IBM untuk mengembangkan aplikasi blockchain seperti itu, tambah Nestor.

Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menikmati tahun bumper di 2017 saat investor utama memasuki pasar, tetapi mereka melihat penurunan nilai awal tahun ini karena kekhawatiran atas potensi tindakan keras oleh otoritas yang memberikan regulasi.

Beberapa regulator Teluk juga menyatakan skeptis, tetapi Bahrain telah melawan tren dengan mengeksplorasi penggunaan mata uang digital untuk meningkatkan perannya sebagai pusat keuangan regional.

Stellar mengadakan diskusi dengan Dewan Pembangunan Ekonomi Bahrain awal tahun lalu yang menyebabkan keterlibatan yang lebih luas di kawasan itu, kata Nestor.

Pada bulan Februari, bank sentral Arab Saudi dan Ripple yang berbasis di AS menandatangani kesepakatan untuk membantu bank-bank di kerajaan menyelesaikan pembayaran menggunakan teknologi blockchain.

Stellar sendiri didirikan pada tahun 2014 oleh Jed McCaleb, mantan Chief Technology Officer Ripple.

The Shariyah Review Bureau (SRB), sebuah firma penasihat Islam yang diberikan lisensi oleh bank sentral Bahrain, memberikan sertifikasi untuk Stellar, di samping pedoman untuk jenis aset yang dapat diperdagangkan di platformnya.

"Untuk teknologi blockchain tidak ada masalah, hal utama yang perlu kami pertimbangkan adalah penggunaan cryptocurrency yang mendasarinya," tutur Mansoor Ahmed, asisten general manager di Shariyah Review Bureau, sebagaimana dikutip dari Channel NewsAsia, Rabu (18/7/2018).

Para cendekiawan Islam telah mempertimbangkan atas kebolehan cryptocurrency, waspada terhadap gejolak harga dan jenis aset di balik token digital.

Keuangan Islam menekankan aktivitas ekonomi riil berdasarkan aset fisik, menghindari pembayaran bunga dan spekulasi moneter langsung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: