Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurban di Pedalaman Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Kurban di Pedalaman Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah penghasil ternak di Indonesia bagian timur. Mata pencaharian utama masyarakat di sana mayoritas nelayan dan berternak kambing sebagai sampingan. 

Cara bertenaknya unik, yakni masyarakat membuat kandang-kandang di pulau terpencil. Ada pula kambing yang dilepasliarkan sehingga dapat berkembang biak dengan baik. Untuk memberikan tanda kambing yang mana punya siapa, pemiliknya memberikan tanda berupa kayu, selang, kaleng, atau cat di bagian tertentu. 

Sayangnya, potensi ternak di daerah itu belum dapat dimaksimalkan. Masyarakat kesulitan menjual ternak. Ternak biasanya dibeli oleh masyarakat setempat untuk keperluan pesta. Itupun sangat jarang. 

Melihat potensi tersebut, Yayasan Insan Bumi Mandiri, lembaga sosial kemanusiaan (NGO) yang fokus pada pemberdayaan masyarakat di pedalaman berinisiatif melaksanakan program kurban di pedalaman. Tujuan program tersebut agar manfaat kurban dirasakan hingga ke berbagai pelosok dan menjadi solusi atas permasalahan sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut. 

Ridwan Hilmi, Direktur Yayasan Insan Bumi Mandiri, mengungkapkan, program kurban di pedalaman telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Pada tahun 2016, jumlah kurban sebanyak 200 ekor kambing, tahun 2017 meningkat menjadi 2017. Tahun ini, target kurban di pedalaman meningkat lagi menjadi 2.000 kambing dan 300 sapi. 

Untuk merealisasikan target tersebut, IBM menjalin kemitraan dengan jaringan masjid di kabupaten-kabupaten di berbagai pedalaman Indonesia. Masyarakat dan kelembagaan lokal, jadi mitra utama IBM untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.

"Partisipasi dan dukungan dari masyarakat di wilayah perkotaan dalam program kurban di pedalaman telah dan akan menjadi solusi konkret untuk memberikan dampak pemberdayaan bagi masyarakat di pelosok dan pedalaman Indonesia,” ujar Ridwan saat peluncuran program di Jakarta, Rabu 18 Juli 2018. 

Adapun teknis pelaksanaannya, masyarakat yang ingin mengikuti program kurban di pedalaman dapat menghubungi Yayasan IBM untuk mendaftarkan diri. Kemudian panitia akan melaksanakan pemotongan hewan kurban di pedalaman tersebut, dengan membeli hewan kurban dari masyarakat setempat.

"Sebagai bukti kami akan memberikan visualisasi bahwa kurban telah dilaksanakan," jelas Ridwan. 

Tidak hanya Pulau Alor, prioritas utama wilayah distribusi kurban di pedalaman meliputi Pulau Pantar, Lembata, Sikka, dan Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur. Meskipun demikian, IBM menyatakan komitmennya agar distribusi kurban tahun ini bisa menjangkau wilayah-wilayah di Sumatera (Muratara, Musirawas, Lubuklinggau), Sulawesi (Paringgi Moutong), Flores Timur, dan Papua (Wamena, Timika, Manokwari, Sorong). 

Kadir, seorang tokoh agama di Pulau Alor yang hadir dalam kesempatan tersebut menambahkan, masyarakat di sana umumnya punya kambing. Kalau dihitung di pulau-pulau tempat mereka bertenak, kambingnya ada ribuan. Namun masyarakat kesulitan untuk menjual ternaknya, dalam satu tahun paling terjual 2-3 ekor.

"Setelah adanya program kurban di pedalaman, masyarakat bisa menjual kambing 20-30 ekor per tahun," tandas Kadir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel:

Berita Terkait