Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Inalum Beli Participating Interest

Ini Alasan Inalum Beli Participating Interest Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu hot issue yang menjadi sorotan tajam publik dengan adanya penandatanganan Head of Agreement (HoA) divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia ke PT Inalum (Persero) yakni langkah Inalum membeli participating interest PT Rio Tinto Indonesia di PT FI sebesar 40%.

Langkah Inalum ini sontak memunculkan sorotan publik: kenapa mesti membeli participating interest PT RTI dan bukan saham PT FI? Atau, kenapa mesti repot-repot bikin HoA dengan PT FI? Toh, nanti pada 2022 masa kontrak PT FI berakhir di mana 51% akan menjadi milik Inalum.

Berikut kalkulasi Presiden Direktur Inalum Budi Gunadi Sadikin soal alasan perseroan memilih jalan memborong participating interest PT RTI. Dari hasil perhitungan Inalum, pembelian participating interest PT RTI jauh lebih rasional dan menguntungkan ketimbang membeli saham PT FI. Kesepakatan participating ini dibuat saat PT FI menemukan cadangan besar emas di Grassberg pada tahun 1988. Untuk menggarap cadangan tersebut, PT FI tidak memiliki kekuatan dana yang memadai. Untuk itulah, PT FI membuat kesepakatan participation agreement dengan Rio Tinto Plc pada 1996.

"Freeprot seperti melakukan ijon akan potensi tambang Grassberg ke Rio Tinto," ujar mantan Dirut Bank Mandiri tersebut saat melakukan pertemuan dengan para pemimpin redaksi di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Dari ijon ini, Rio Tinto berhak mendapatkan 40% atas produksi di atas level (metal strip) di tambang Grassberg sampai tahun 2022. Setelah itu, rentang 2023-2041 Rio Tinto mendapatkan hak dan kewajiban penuh 40% dari produksi dan biaya operasi (tanpa metal strip).

Tindakan ijon Freeport ini disetujui oleh Pemerintah Orde Baru pada 29 April 1996. Kalau dilihat sekilas, kerja sama Freeport-Rio Tinto ini tidak mempengaruhi komposisi saham Freeport, tapi mempengaruhi komposisi kepemilikan perusahaan. Kenapa demikian? Pasalnya, 40% hasil produksi Freeport di Grassberg mesti diserahkan ke Rio Tinto.

Kehadiran participating interest ini sudah barang berimbas terhadap proses divestasi saham PT FI. Komposisi saham (equity interest) PT FI saat ini, Freeport McMoran (FCX) menguasai 90,64% saham dan Inalum sebesar 9,36%. Tapi, kalau dihitung secara economic interest—dengan memasukkan participating interest—PT FI memiliki 54,38%; Inalum 5,62%; dan Rio Tinto 40%.

Contoh perhitungan economic interest, dengan tingkat produksi PT FI sebesar 647 juta pon tembaga per September 2017 maka dari jumlah itu sebesar 54,38% atau 351,83 juta pon menjadi bagian PT FI. Bagian Inalum 5,62% atau 42,83 juta pon dan jatah Rio Tinto 40% atau 258,8 juta pon. Begitu pula kalau Inalum berpikir baru membeli hak 51% saham pada 2021 maka secara equity Inalum menguasai 51% tapi kalau secara economic interest hanya mendapat bagian 31% saja. Sisanya, 29% milik PT FI dan 40% PT RTI (Lihat: Tabel).

Dari kalkulasi inilah, Inalum memutuskan untuk membeli participating interest PT RTI di PT FI yang bisa dikonversi menjadi 45,6% saham dengan nilai US$3,85 miliar. Bandingkan dengan tawaran PT FI melepas 40% saham senilai US$10,7 miliar. Tinggal membutuhkan tambahan 5,38% saham lagi untuk menguasai 51% saham PT FI. Rencananya, tambahan saham bersumber dari kepemilikan PT Indocooper Investama sebesar 5,38% yang saat ini berada di tangan PT FI.

Dari gambaran seperti itu, realisasi tindak lanjut HoA akan diikuti serangkaian sales and purchase agreement (SPA) antara Inalum dengan Rio Tinto Plc untuk jual-beli participating interest. Pembelian ini dilakukan secara tunai.

SPA berikutnya antara Inalum dengan Freeport McMoran (FCX) terkait jual-beli 5,38% saham PT Indocooper Investama. Setelah itu, akan disusul perjanjian Inalum dengan PT FI guna menerbitkan 40% saham baru (right issue) yang akan ditukar dengan 100% kepemilikan saham Inalum di PT RI. Apabila ketiga perjanjian tersebut terwujud, inilah momentum kembalinya kedaulatan Republik Indonesai atas PT FI yang setelah 50 tahun berada di tangan Freeport.

Divestasi 51% saham merupakan butir keempat dari empat kesepakatan yang disepakati antara Pemerintah RI dengan Freeport McMoran (FCX) pada 29 Agustus 2017.

Now (2018)

            



Future (2022)

  Equity Interest Economic Interest Equity Interest Economic Interest
Freeport McMoran 90,64% 54,38% 49% 29%
Inalum 9,36% 5,62% 51% 31%
Rio Tinto 0% 40% 0% 40%

Sumber: Inalum

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Heriyanto Lingga
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: