Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Sulsel 792 Ribu Jiwa

BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Sulsel 792 Ribu Jiwa Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis profil kemiskinan di Sulsel periode Maret 2018. Hasilnya, jumlah penduduk miskin mencapai 792,63 ribu jiwa atau mengalami penurunan 20,44 ribu jiwa jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Juga terjadi penurunan apabila dibandingkan dengan periode September 2017 yang mencatat 825,97 ribu jiwa. 

"Jumlah penduduk miskin di Sulsel pada Maret 2018 sebesar 792,53 ribu jiwa, mengalami penurunan sebesar 20,44 ribu jiwa apabila dibandingkan dengan kondisi Maret 2017," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, di Makassar, Kamis (19/7). 

Menurut Nursam, persentase penduduk miskin mengalami penurunan 0,32 poin dari 9,38% menjadi 9,06% rentang periode Maret 2017 ke Maret 2018. Secara absolut, penduduk miskin di daerah perkotaan naik 14,37 ribu jiwa. Sedangkan, sedangkan di daerah pedesaan turun sebesar 34,81 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di perkotaan naik 0,13 poin dan di pedesaan turun 0,35 poin. 

Nursam mengimbuhkan komposisi penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan, dari tahun ke tahun tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada Maret 2018 sebagian besar atau sebesar 78,81% penduduk miskin berada di daerah pedesaan. Sementara pada Maret 2017 persentasenya sebesar 81,11%. 

Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, bandeng, gula pasir, mie instan, tongkol/tuna/cakalang dan kue basah. Adapun untuk komoditas bukan makanan, kata dia, kontribusi terbesar terhadap Garis Kemi adalah biaya perumahan, listrik, bensin, pendidikan dan perlengkapan mandi. 

Lebih jauh, Nursam menyampaikan rentang Maret 2017-Maret 2018, pihaknya juga mencatat Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan di daerah pedesaan. Sebaliknya, di daerah perkotaan malah cenderung meningkat. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: