Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Museum Bio Farma Bidik 10 Besar Destinasi Wisata Jabar

Museum Bio Farma Bidik 10 Besar Destinasi Wisata Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Selain memproduksi vaksin, PT Bio Farma (Persero) kini mengembangkan wisata sehat. Adanya museum tersebut, produsen vaksin ini membidik 10 besar destinasi wisata kesehatan di Jawa Barat

Direktur SDM dan Umum  Bio Farma, Disril Revolin Putra, mengatakan untuk pertama kalinya menggelar acara open house museum di Bio Farma. Acara ini di hadiri oleh beberapa komunitas yang berada di Bandung seperti, Indonesian Medical Literacy (Imel), Asosiasi Museum Daerah Jawa Barat (Amida Jabar), Perhumas Indonesia, Komunitas Aleut, serta tamu undangan lainnya. 

"Kami mengundang dari berbagai komunitas, khususnya yang memiliki minat terhadap pengembangan museum," katanya kepada wartawan di Bandung, Sabtu (21/7/2018).

Disril menilai pentingnya kesehatan bagi kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, kehadiran museum ini diharapkan dapat memperoleh partisipasi dari semua stakeholder, bagaimana membangun komunikasi, pemahaman, serta pengetahuan, agar semua pihak meyakini bahwa kesehatan dapat diaplikasikan, salah satunya melaui program imunisasi dan vaksinasi.

"Kami ingin mendapatkan feedback masukan dari para komunitas, kira-kira apa, sih, untuk pengembangan konten di museum ini,"ungkapnya.

Ada beberapa rute yang harus dilalui pengunjung museum Bio Farma, pertama memasuki lobi museum, kemudian masuk ke hall of fame, yang berisi para pimpinan yang telah mengabdi di Biofarma. Selanjutnya, pengunjung akan masuk ke dark age (masa kegelapan). Di tempat ini, pengunjung akan tahu bagaimana sebelum vaksin ditemukan.

Kemudian, pengunjung museum akan masuk ke arena proses produksi vaksin sehingga mereka mengetahui  bagaimana proses pembuatan vaksin. Juga ada diorama, bagaimana proses membuat vaksin, dimana ada beberapa tahapan yang sudah didokumentasikan. Pengunjung pun bisa melihat area kontribusi CSR Bio Farma bagi masyarakat. Sedangkan di akhir kunjungan, ada promosi produk vaksin, artinya setiap pengunjung akan mendapatkan kesempatan untuk divaksin.

"Bagian terakhir ada pusat vaksin, jadi pengunjung yang sudah berkunjung ingin disuntik vaksin influenza ada disitu," katanya.

Head Of Corporate Communication Bio Farma, Nurlaela Arief, mengatakan rencananya, Agustus 2018 Bio Farma akan melakukan renovasi kecil dan pemutakhiran data, termasuk beberapa informasi yang disajikan secara digital. Selama ini, museum yang menyediakan 470 alat peraga tersebut semakin dinamis, terlebih dengan didukung teknologi virtual reality (VR) sehingga pengunjung bisa melihat area Bio Farma seluas 9 hektar.

"Diharapkan layanan terhadap pengunjung museum juga lebih baik, sehingga mampu menarik generasi milenial untuk datang ke museum ini karena suasananya lebih fun," imbuhnya .

Sampai saat ini, Museum Bio Farma baru menerima kunjungan dari beberapa sekolah atau lembaga pendidikan maupun korporasi. Ia berharap ke depannya museum ini bisa terbuka untuk umum. Untuk itu, Bio Farma sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar menjadi 10 Besar target destinasi wisata Jawa Barat, khususnya health tourism.

"Sekarang dalam seminggu pengunjungnya hanya 120 orang saja," imbuhnya.

Pihaknya berencana akan membuka museum ini untuk umum, tentunya dengan konsep digital serta tak melepaskan unsur edukasinya.

"Untuk perihal waktunya nanti kami akan menginformasikan kembali secepatnya," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menjelaskan gedung Bio Farma merupakan destinasi wisata yang termasuk ke dalam lima klasifikasi wisata di antaranya; cagar budaya yang berklasifikasi A, wisata exhibition, dan health tourism, wisata edukasi, dan tentunya wisata museum. 

"Museum Bio Farma menambah daftar destinasi wisata yang dapat di kunjungi oleh wisatawan, baik dari domestik maupun mancanegara," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: