Imperial Izumi Raih The 1st Fancy Senior Living Resort in Indonesia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Imperial Izumi meraih predikat sebagai The 1st Fancy Senior Living Resort in Indonesia dalam ajang Nusantra Platinum Award yang digelar di Jakarta, Jumat (20/7/2018) malam.

Resort yang dikonsep sebagai tempat peristirahaan yang nyaman, tentram, dan mewah dengan pelayanan yang optimal di kawasan perbukitan dan berhawa sejuk di daerah Jawa Timur ini diperuntukkan bagi kaum lansia yang ingin menikmati masa pensiun/tua dengan kualitas hidup yang baik dan tidak merepotkan anggota keluarga.

Chief Marketing Officer PT Anugerah Kasih Selaras (AKS), salah satu anak usaha Anugerah Kasih Investama (AKI) Group, Hans Herwin menuturkan tercetusnya konsep resort lansia ini dilandasi oleh kendala keterbatasan waktu anak-anak untuk mengurus dan membahagiakan orang tua ketika memasuki masa pensiun.

"Dengan kendala banyak sekali orang tua yang bingung siapa yang mengurus masa tua mereka dan tidak mau merepotkan anak, Imperial Izumi menjadi solusi untuk mengatasi keraguan mereka ketika memasuki hari tua nanti," kata Hans dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Resort yang di-design sesuai dengan nuansa alam pedesaan di Jepang ini ditawarkan mulai dari Rp300 jutaan per kavling siap bangun dan Rp800 jutaan vila siap huni dengan lima cara bayar yang fleksibel diangsur hingga 100 bulan.

"Dengan konsep ini, kami ingin menghilangkan bayangan bahwa masa tua itu tidak sesuram tinggal di panti jompo," kata Hans.

Selain Imperial Izumi, Tavisamira Beach Club & Resort Bali yang dikembangkan oleh PT Anugerah Kasih Satu, salah satu anak usaha AKI Group juga meraih penghargaan untuk kategori The 1st Open Ownership System for Property Development in Indonesia.

Peraihan penghargaan ini lantaran resort yang dibangun persis di pinggir pantai Tanah Lot Bali ini memiliki program Villa Seharga Secangkir Kopi dengan Konsep O2 (Open Ownership), pertama di Indonesia. Peluncuran progam ini mengingat besarnya minat para pebisnis milenial untuk berinvestasi dan belajar seluk-beluk bisnis properti.

Ide pencetusan sistem ini adalah bagian dari edukasi yang sebetulnya ditujukan kepada generasi milenial yang dikhawatirkan tidak mampu memiliki properti karena selalu penuh dengan aktivitas traveling, hang out, ngopi-ngopi di cafe mahal, dan party. Dengan gaya hidup seperti itu, generasi milenial dipastikan akan sulit memiliki properti karena dana yang mereka dapatkan terkuras untuk memenuhi gaya hidup.

"Nah, sekarang kami sediakan instrumen yang mudah dan gampang biar uangnya tidak terbuang sia-sia," pungkas Hans.