Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jiwa Cadas Sang Juragan Pupuk

Jiwa Cadas Sang Juragan Pupuk Kredit Foto: PTPN III
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anda penyuka lagu-lagu cadas dari grup band ternama tempo dulu, macam Genesis, Rush, atau Dream Theater? Bila iya, berbanggalah karena tanpa disadari, Anda telah memiliki bekal penting untuk tampil sebagai pemimpin di sebuah perusahaan besar.

Namanya Aas Asikin Idat. Akhir tahun 2015 lalu, dirinya ditunjuk oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggantikan Arifin Tasrif untuk menjadi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang merupakan holding BUMN di industri pupuk. PIHC memiliki lima anak perusahaan di bidang pupuk, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), serta dua anak perusahaan lain yang bergerak di sektor nonpupuk. Aas Asikin sendiri sebelumnya tercatat pernah menjabat sebagai Direktur Utama di PKT dan juga Pupuk Kujang.

Ia lahir di Bandung, 62 tahun yang lalu. Di balik pembawaannya yang berwibawa dan cenderung pendiam, mungkin tak banyak yang menyangka bahwa Aas ‘menyimpan’ energi meledak-ledak yang siap disalurkan melalui lantunan irama musik. Ya, rupanya dirinya bukan tipikal pribadi yang suka dengan lagu-lagu yang slow dan easy listening. Jalur musik yang digemarinya justru genre rock yang up beat dan energik.

Publik masih ingat betul penampilan Aas dalam seremoni peluncuran produk pupuk terbaru dari PT Petrokimia Gresik, sekitar satu setengah tahun lalu. Di atas panggung Sarana Olah Raga (SOR) Tri Dharma Petrokimia, Aas yang sehari-hari lekat dengan kesan kalem seketika tampil beda. Dengan gitar menggantung di pundak, satu per satu Aas memperkenalkan personel band yang diberinya nama Asidat Band, sebuah akronim dari namanya sendiri.

"Band ini sudah terbentuk sejak saya remaja. Sejak SMP dulu, saya memang sudah suka nge-band,” ujar Aas, saat itu. Pilihan genre band yang digawangi oleh lima personel ini pun tak biasa, progressive rock.

Bagi yang awam musik, genre ini merupakan bentuk lain dari musik rock yang bereksperimen dengan memasukkan unsur musik tradisional, klasik, dan jazz ke dalam komposisinya. King Crimson, Pink Floyd, dan Genesis merupakan beberapa nama tenar dari aliran musik ini di sekitar tahun 1969, disusul Rush di era 70-an, lalu Marillion dan Dream Theater sebagai namanama kondang di tahun 80-an.

"Jangan cengeng dalam bekerja. Jangan takut menghadapi tantangan,” ujar Aas ketika ditanya hal filosofis apa dari musik rock yang bisa diambilnya dan diterapkan di dunia kerja. 

Menurutnya, musik rock yang dinamis dan keras mengajarkannya untuk terus berjuang dan tidak meratapi setiap hambatan yang tengah menghadang. Value itu pula yang ditularkannya kepada seluruh karyawan PIHC agar tak patah semangat meski bisnis pupuk di Indonesia diakuinya cukup menantang.

Situasi industri pupuk nasional saat ini masih juga belum mampu lepas dari tekanan tingginya harga gas industri. Meski begitu, sejak awal 2017 pemerintah telah berupaya memberikan insentif dengan menurunkan tarif gas industri dari semula di kisaran US$9 per MMBTU menjadi US$6 per MMBTU. Yang jadi masalah, harga yang sudah dipangkas itu pun masih dirasa terlalu mahal bila dibandingkan dengan harga gas di luar negeri yang berada di kisaran US$1 hingga US$3 per MMBTU. Terlebih, ketika harga gas internasional trennya sedang menurun, hal itu tidak berlaku pada harga gas domestik. Padahal di negara-negara lain, begitu harga internasional melemah maka dengan sendirinya harga jual gas baik di level industri maupun retail juga ikut turun.

Perbedaan harga gas domestik dengan di negara-negara lain tersebut dirasa sangat memberatkan, mengingat instrumen gas merupakan komponen biaya tertinggi dalam aktivitas produksi pupuk, yaitu mencapai 70%. “Tapi, bagaimana pun itu tantangannya, seberapa besar pun hambatan yang ada di depan kita, saya tanamkan betul ke seluruh karyawan bahwa jangan pernah cengeng dalam pekerjaan,” ungkap Aas.

Selain semangat pantang menyerah, Aas juga menyebut filosofi lain dari kegemarannya terhadap musik rock adalah pemahaman bahwa dalam progressive rock, setiap personel wajib memiliki skill yang mumpuni karena harus memainkan komposisi-komposisi musik yang cenderung rumit. Namun, meski skill masing-masing personel berada di atas rata-rata, semuanya tetap harus kompak dan tunduk pada kepentingan bersama berupa harmonisasi nada.

Jika rule itu dilanggar dan masing-masing personel saling memaksakan egonya sendiri, dapat dipastikan musik yang dihasilkan juga bakal tidak maksimal. "Semua personel harus berani eksplore, namun juga saling bisa menahan diri agar musiknya tetap enak didengar. Di dunia kerja juga harus seperti itu. Untuk dapat bersaing di industri, masing-masing personel kita harus high qualified, namun semua harus tetap dalam koridor kebersamaan," tegas Aas. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: