Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Daging dan Telur Ayam Tinggi, BI Jabar Gelar Pasar Murah

Harga Daging dan Telur Ayam Tinggi, BI Jabar Gelar Pasar Murah Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Akhir-akhir ini, harga kebutuhan bahan makanan pokok terutama komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras pasca Idul Fitri 1439 H di Jawa Barat cenderung mengalami peningkatan.

Untuk itu, Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) Provinsi Jawa Barat menggelar program bazar murah akan dilaksanakan secara serentak di tujuh Kota penghitung inflasi yang ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan bersinergi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Bulog Divre Jawa Barat dan Bank Jawa Barat Banten. 

Analis Senior Divisi Pengembangan Ekonomi KPw BI Jabar, Ahmad P Barkah mengatakan khusus Kota Bandung, kegiatan bazar murah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2018 bertempat di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Jl. Arjuna, No 45 dan di Pasar Ujung Berung pada tanggal 24 Juli 2018. 

"Kami juga menghimbau kepada para pelaku bisnis (pedagang dan distributor) untuk ikut andil dalam melakukan stabilisasi harga sehingga dampaknya akan semakin masif demi kebaikan bersama," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (23/7/2018).

Ahmad menjelaskan berdasarkan pemantauan harga di Portal Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat bersumber dari 7 (tujuh) Kota penghitung inflasi Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya dan Kota Cirebon, kedua komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras terpantau merangkak naik sejak bulan Juni 2018. 

"Fenomena ini tentunya berbeda dengan pola historis pergerakan harga lima tahun terakhir yang biasanya mengalami normalisasi harga pasca Idul Fitri," ujarnya.

Terdapat beberapa faktor anomali yang menyebabkan terbatasnya pasokan kedua komoditas dimaksud. faktor-faktor tersebut diantaranya cuaca ekstrim yang mempengaruhi produktivitas para peternak ayam.

"Di sisi lain, terdapat egg drop syndrome atau penyakit ayam dimana ayam yang diternak tidak mati namun tidak menghasilkan telur," imbuhnya.

Berbagai kendala ini, lanjut Ahmad, diharapkan dapat segera diatasi pemerintah dalam mengatasi penyakit yang menyerang ayam ternak. Selain itu, mengatasi peningkatan harga pakan ayam seiring volatilitas nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia mencatat andil inflasi komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras di Jawa Barat dalam 5 (lima) tahun terakhir masing-masing sebesar 0,064% (yoy) dan 0,066% (yoy) serta dengan bobot sebesar 1,38% (daging ayam ras) dan 0,77% (telur ayam ras) dari sekitar 800 komoditas yang disurvei oleh BPS. 

Melihat fenomena tersebut, TPID Provinsi Jawa Barat yang pada tanggal 20 Juli 2018 telah melakukan Rapat Koordinasi yang salah satunya membahas mengenai fenomena kenaikan harga komoditas tersebut, berinisiatif untuk melakukan stabilitasasi harga melalui program Bazar Murah. 

"Artinya andil inflasi dan bobot kedua komoditas tersebut cukup tinggi dan berdampak cukup signifikan terhadap daya beli masyarakat. Oleh karena itu kami berinisiatif menggelar pasar murah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: